Banjir Pelalawan Sebabkan Sistem Buka Tutup di Jalintim Sumatera
Banjir akibat luapan Sungai Kampar di Pelalawan, Riau, memaksa polisi memberlakukan sistem buka tutup di Jalan Lintas Timur (Jalintim) Sumatera, menyebabkan kemacetan dan kendala bagi pengendara.
Banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Kampar di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, telah mengakibatkan sistem buka tutup diberlakukan di Jalan Lintas Timur (Jalintim) Sumatera. Kejadian ini berdampak signifikan pada arus lalu lintas, khususnya bagi kendaraan roda dua dan sedan. Polisi terpaksa mengambil langkah ini untuk memastikan keselamatan para pengendara mengingat genangan air yang cukup tinggi di beberapa titik.
Menurut Kepala Polsek Pangkalan Kerinci, AKP Tatit Rizkyan Hanafi, tiga titik utama terendam banjir. Titik pertama berada di KM 83 Pangkalan Kuras dengan ketinggian air mencapai 50-55 sentimeter. Kemudian, KM 80 dan KM 76-78 di Pangkalan Kerinci terendam dengan genangan air setinggi 25-30 sentimeter. Kondisi ini memaksa kendaraan kecil untuk mencari jalur alternatif, sementara kendaraan besar masih dapat melintas, namun dengan sistem buka tutup.
Kejadian ini terjadi dalam beberapa hari terakhir akibat tingginya curah hujan. Selain itu, dibukanya pintu pelimpah waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air Koto Panjang di Kabupaten Kampar juga memperparah situasi, meningkatkan tinggi permukaan air Sungai Kampar dan menyebabkan genangan di jalan raya. Akibatnya, antrean kendaraan mencapai 500 meter hingga satu kilometer dari arah Kerinci maupun Sorek.
Sistem Buka Tutup dan Alternatif Pengendara
Sistem buka tutup yang diberlakukan di Jalintim menyebabkan kendala bagi pengendara. Kendaraan roda dua dan sedan disarankan untuk tidak melintas karena genangan air yang cukup dalam. Banyak pengendara kendaraan kecil memilih menggunakan jasa towing, sementara pengendara sepeda motor mencari alternatif lain seperti menggunakan truk atau sampan untuk melewati genangan air.
Keputusan untuk memberlakukan sistem buka tutup diambil guna memastikan keselamatan para pengendara. AKP Tatit menjelaskan bahwa pengalihan jalur tidak memungkinkan karena Jalintim merupakan jalur utama. Oleh karena itu, pengendara yang tetap nekat melintas diimbau untuk berhati-hati dan selalu mematuhi arahan petugas yang berjaga di lokasi.
Petugas kepolisian terus memantau situasi dan mengarahkan arus lalu lintas agar tetap tertib. Mereka juga mengimbau pengendara untuk bersabar dan tidak saling mendahului untuk menghindari kecelakaan. Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, khususnya di daerah yang rawan banjir.
Imbauan Kepada Pengguna Jalan
Pihak kepolisian menghimbau kepada seluruh pengguna jalan agar selalu waspada dan memperhatikan kondisi cuaca sebelum melakukan perjalanan. Penting untuk selalu mengecek informasi terkini mengenai kondisi jalan dan jalur alternatif yang tersedia. Bagi pengendara yang terpaksa melintas di jalur yang tergenang air, disarankan untuk mengemudi dengan kecepatan rendah dan berhati-hati.
Selain itu, penting juga untuk memperhatikan kondisi kendaraan sebelum melakukan perjalanan jauh. Pastikan kendaraan dalam kondisi prima dan siap menghadapi berbagai kondisi jalan. Dengan kesiapsiagaan dan kewaspadaan, diharapkan dapat meminimalisir risiko kecelakaan dan kerugian yang mungkin terjadi.
Pemerintah daerah juga diharapkan untuk terus meningkatkan upaya mitigasi bencana, termasuk perbaikan infrastruktur dan sistem drainase untuk mengurangi dampak banjir di masa mendatang. Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait sangat penting untuk mengatasi masalah banjir dan menjaga keselamatan bersama.
Kesimpulannya, banjir di Pelalawan telah menimbulkan gangguan signifikan pada arus lalu lintas di Jalintim Sumatera. Sistem buka tutup yang diberlakukan merupakan langkah penting untuk keselamatan pengendara. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk menghadapi situasi seperti ini.