Banjir Rendam 47 Desa di Aceh Barat Daya, Ratusan Rumah Terendam
Hujan deras mengakibatkan banjir di 47 desa di delapan kecamatan Aceh Barat Daya, menyebabkan ratusan rumah terendam dan sejumlah infrastruktur rusak.
Banjir yang melanda 47 desa di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh, pada Rabu, 5 Maret 2024, telah mengakibatkan kerugian yang signifikan. Hujan deras dengan intensitas tinggi menjadi penyebab utama bencana ini, yang berdampak pada ribuan warga dan infrastruktur penting. Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Nara Setia, mengkonfirmasi kejadian ini dari Banda Aceh, memberikan rincian dampak yang terjadi di berbagai wilayah Abdya.
Delapan kecamatan terdampak meliputi Kuala Batee (8 desa), Blangpidie (7 desa), Jeumpa (7 desa), Susoh (12 desa), Manggeng (4 desa), Lembah Sabil (4 desa), Babahrot (1 desa), dan Tangan-Tangan (4 desa). Ketinggian air bervariasi, rata-rata antara 20 hingga 40 sentimeter, namun di Dusun Semancang, Desa Babah Lhung, ketinggian air mencapai satu meter, merendam 30 rumah warga. Bencana ini juga berdampak pada infrastruktur publik dan perekonomian warga setempat.
Selain rumah warga, banjir juga menghantam sejumlah fasilitas umum. Satu masjid di Desa Alue Padee, Kecamatan Kuala Batee, terendam. Jalan nasional tergenang, menghambat mobilitas masyarakat. Area persawahan terendam, dan aliran sungai tersumbat. Beberapa sarana pendidikan, seperti di Desa Alue Padee dan MIM Blangpidie, juga terdampak. Kerusakan infrastruktur juga meliputi jembatan penghubung Lembah Sabil dan Manggeng yang putus, tanggul Balai Benih Ikan (BBI) di Kuala Batee yang rusak, dan jembatan penyeberangan di Desa Kuta Makmur, Kecamatan Jeumpa yang rusak.
Dampak Banjir di Aceh Barat Daya
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Abdya telah dikerahkan untuk melakukan pemantauan, pendataan, dan pembersihan di lokasi terdampak. Meskipun demikian, jumlah rumah yang terdampak masih dalam proses pendataan. "Rata-rata ketinggian air 20 sampai 40 centimeter. Namun, ada satu desa dengan ketinggian air mencapai satu meter yaitu di Dusun Semancang, Desa Babah Lhung, sebanyak 30 unit rumah terdampak," ujar Teuku Nara Setia. Meskipun demikian, hingga saat ini, BPBA melaporkan tidak ada korban jiwa akibat banjir tersebut.
Banjir tersebut menyebabkan gangguan yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Aktivitas ekonomi terganggu, akses jalan terhambat, dan fasilitas umum rusak. Pendataan korban terdampak dan warga yang mengungsi masih berlangsung. "Sebagian warga juga sudah kembali ke rumah masing-masing karena air mulai surut," tambah Teuku Nara Setia. Proses pemulihan dan perbaikan infrastruktur diperkirakan akan memakan waktu dan memerlukan dukungan dari berbagai pihak.
Peristiwa ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, terutama di daerah rawan banjir. Sistem peringatan dini dan infrastruktur yang tahan terhadap banjir perlu ditingkatkan untuk meminimalisir dampak bencana serupa di masa mendatang. Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait sangat krusial dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana.
Berikut beberapa poin penting terkait dampak banjir di Aceh Barat Daya:
- 47 desa di 8 kecamatan terendam banjir.
- Ketinggian air bervariasi, antara 20-40 cm, dengan titik tertinggi 1 meter.
- Ratusan rumah terendam, dan sejumlah fasilitas umum rusak.
- Infrastruktur penting seperti jembatan dan tanggul mengalami kerusakan.
- Tidak ada korban jiwa dilaporkan.
- BPBD Abdya telah mengerahkan TRC untuk melakukan penanganan.
Meskipun air mulai surut dan sebagian warga telah kembali ke rumah, pemulihan pasca-banjir masih membutuhkan waktu dan upaya yang signifikan. Pendataan kerugian dan bantuan bagi warga terdampak terus dilakukan oleh pihak berwenang.