Banjir Semarang: PR Besar Wali Kota Baru, Normalisasi Sungai Jadi Fokus Utama
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menetapkan penanganan banjir sebagai prioritas utama, dengan fokus pada normalisasi sungai dan pembangunan sistem pengelolaan air limbah, meskipun menghadapi tantangan anggaran.
Semarang, 18 Februari 2024 - Penanganan banjir menjadi pekerjaan rumah (PR) utama bagi kepemimpinan Wali Kota Semarang yang baru. Hevearita Gunaryanti Rahayu, dalam pidato terakhirnya sebagai Wali Kota, menekankan urgensi mengatasi masalah banjir yang terus menjadi tantangan bagi kota Semarang.
Normalisasi Sungai: Solusi Banjir Semarang
Beberapa wilayah di Semarang, seperti Kaligawe, Pedurungan, Gayamsari, dan Genuk, masih sering terendam banjir. Untuk mengatasi hal ini, normalisasi Sungai Tenggang dan Sringin menjadi prioritas. Proyek ini telah direncanakan dan akan berjalan meskipun ada efisiensi anggaran dari pemerintah pusat. "Proyek ini tidak menggunakan APBN," kata Hevearita, memastikan kelanjutan proyek tersebut.
Selain Sungai Tenggang dan Sringin, normalisasi Sungai Plumbon di wilayah Tugu juga menjadi fokus. Namun, proyek ini menghadapi tantangan pembebasan lahan yang membutuhkan anggaran APBD yang cukup besar, diperkirakan sekitar Rp100-120 miliar. "Ini menjadi PR bagi wali kota selanjutnya," tambahnya.
Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPALD-T): Langkah Antisipasi Banjir
Tidak hanya normalisasi sungai, pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) di enam kecamatan juga menjadi bagian penting dari solusi jangka panjang. Proyek senilai Rp3,1 triliun ini mendapat dukungan dari Kementerian PUPR dan lembaga donor internasional, sehingga tidak terdampak refocusing anggaran. Hevearita menekankan pentingnya pendampingan proyek ini karena kompleksitas sistem pendanaan dari lembaga donor internasional.
"SPALD-T ini akan mengelola air limbah di 10 kecamatan," jelas Hevearita. "Namun, pengawalan proyek ini penting untuk memastikan kelancaran, termasuk biaya sambungan rumah dan tahapan-tahapan selanjutnya."
Tantangan dan Harapan
Meskipun proyek-proyek besar tersebut telah direncanakan, tantangan tetap ada. Pembebasan lahan untuk normalisasi Sungai Plumbon membutuhkan anggaran yang signifikan. Begitu pula dengan SPALD-T yang membutuhkan pengawasan ketat untuk memastikan kelancaran proses pembangunan dan pendampingan yang efektif. Keberhasilan proyek-proyek ini akan sangat menentukan keberhasilan penanganan banjir di Semarang ke depannya.
Wali Kota Semarang berharap wali kota selanjutnya dapat melanjutkan dan menyelesaikan proyek-proyek ini untuk menciptakan Semarang yang bebas dari ancaman banjir. Dengan komitmen dan kerja sama yang baik, diharapkan masalah banjir di Semarang dapat teratasi secara efektif dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Penanganan banjir di Semarang masih menjadi pekerjaan rumah yang besar. Normalisasi sungai dan pembangunan SPALD-T menjadi solusi utama yang memerlukan komitmen dan kerjasama berbagai pihak. Tantangan anggaran dan pembebasan lahan menjadi kendala yang perlu diatasi oleh pemimpin selanjutnya. Keberhasilan proyek-proyek ini akan menentukan masa depan Semarang yang lebih baik dan bebas dari ancaman banjir.