Banjir Tiga Meter di Jakarta Timur Persulit Evakuasi Warga
Banjir di Jakarta Timur mencapai tiga meter, menghambat evakuasi warga dan memaksa sebagian untuk bertahan di lantai atas rumah mereka.
Banjir yang melanda Jalan Kebon Pala II, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur pada Selasa, 4 April 2023, mencapai ketinggian tiga meter. Keadaan ini mengakibatkan kesulitan dalam proses evakuasi warga terdampak, dengan berenang menjadi satu-satunya akses bagi sebagian mereka. Bencana ini telah memaksa puluhan kepala keluarga untuk bertahan di rumah masing-masing, menunggu surutnya banjir.
Ketua RT 11 RW 05, Kebon Pala, Kampung Melayu, Jatinegara, Eka Kurniawan, menjelaskan bahwa jalur evakuasi terhambat karena akses jalan tertutup banjir. "Jalur evakuasi sulit, akses jalan sudah ketutup, salah satu akses jalan yaitu berenang. Paling tinggi itu 3,5 meter yang dekat bantaran kali," ungkap Eka saat ditemui di lokasi banjir. Ia juga menyebutkan bahwa banjir kali ini merupakan salah satu yang terbesar setelah banjir dahsyat tahun 2007, "Paling parah 2007, waktu itu empat meter sekarang 3,5 meter," ujarnya.
Lebih dari 20 kepala keluarga dari total 150 KK di wilayah tersebut belum dievakuasi dan memilih untuk bertahan di lantai dua rumah mereka. "Masih ada 20 KK, kebanyakan rata-rata jarang mengungsi kalau bukan lanjut usia (lansia) atau manusia lanjut usia (manula), lalu untuk keluarga muda mengungsi di lantai atas," jelas Eka. Tim gabungan berencana mengirimkan makanan kepada warga yang bertahan, terutama berupa nasi boks dari kelurahan.
Evakuasi Terhambat, Warga Bertahan di Lantai Atas
Tingginya genangan air memaksa warga untuk mengambil langkah-langkah ekstra untuk menyelamatkan diri dan harta benda mereka. Banyak warga yang bolak-balik menyelamatkan pakaian dan dokumen penting dari rumah ke permukiman yang lebih tinggi. Untuk mencapai rumah mereka, beberapa warga harus menggunakan perahu karet atau baju pelampung. Petugas terus berupaya mengevakuasi warga yang ingin pindah ke pengungsian atau yang ingin kembali ke rumah untuk mengambil barang-barang berharga.
Meskipun demikian, masih banyak warga yang memilih bertahan di rumah masing-masing, terutama di lantai atas. Mereka menunggu hingga banjir surut dan berharap kondisi membaik. Ketergantungan pada intensitas hujan dan kondisi bendungan di Bogor menjadi faktor penentu surutnya banjir.
Eka menambahkan bahwa bantuan makanan akan terus disalurkan kepada warga yang terdampak banjir, terutama bagi mereka yang memutuskan untuk tetap berada di rumah. Warga juga terus memantau perkembangan situasi dan berharap banjir segera surut.
Dampak Banjir di Jakarta Timur
BPBD DKI Jakarta mencatat sebanyak 105 RT dan lima ruas jalan di wilayah Jakarta tergenang banjir. Di Jakarta Timur, 25 RT terdampak, dengan ketinggian air bervariasi di setiap kelurahan. Kondisi ini menunjukkan luasnya dampak banjir yang melanda ibu kota.
Data yang dirilis BPBD DKI Jakarta menunjukkan ketinggian air yang berbeda-beda di setiap wilayah terdampak. Di beberapa wilayah, ketinggian air mencapai lebih dari 3 meter, sementara di wilayah lain ketinggian air relatif lebih rendah. Kondisi ini menunjukkan kompleksitas penanganan banjir di Jakarta Timur.
Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya upaya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan menghadapi banjir di wilayah perkotaan yang rawan banjir. Koordinasi yang baik antara pemerintah, relawan, dan masyarakat sangat diperlukan untuk meminimalisir dampak buruk dari bencana banjir.
Situasi banjir di Jakarta Timur ini menggambarkan tantangan dalam menghadapi bencana alam di perkotaan. Perlu adanya peningkatan infrastruktur dan sistem peringatan dini untuk mengurangi dampak buruk dari banjir di masa mendatang. Selain itu, kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana juga perlu ditingkatkan.
Meskipun petugas terus berupaya maksimal dalam melakukan evakuasi dan penyaluran bantuan, namun tantangan geografis dan tingginya genangan air tetap menjadi kendala utama dalam proses tersebut. Semoga banjir segera surut dan warga terdampak dapat kembali beraktivitas normal.