Banjir Tolitoli, Lapas Hentikan Sementara Layanan Besuk Tahanan
Banjir yang melanda Tolitoli mengakibatkan Lapas Kelas IIB setempat menghentikan sementara layanan besuk tahanan dan menunda sidang warga binaan, demi keamanan dan keselamatan.
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, pada Minggu (16/3) mengakibatkan bencana banjir yang signifikan. Banjir ini tidak hanya merendam pemukiman warga, tetapi juga berdampak serius pada Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tolitoli. Akibatnya, Lapas terpaksa menghentikan sementara layanan besuk bagi tahanan dan menunda agenda sidang warga binaan.
Kepala Lapas Kelas IIB Tolitoli, Muhammad Ishak, saat dihubungi dari Palu pada Senin (17/3) menjelaskan, hampir seluruh area Lapas terendam banjir. Air bahkan sampai nyaris mencapai tempat tidur para warga binaan. Kondisi ini membuat layanan besuk menjadi tidak memungkinkan demi keamanan dan keselamatan.
"Termasuk agenda sidang warga binaan untuk sementara di tunda akibat peristiwa banjir," kata Kepala Lapas Kelas IIB Tolitoli Muhammad Ishak. Situasi darurat ini memaksa pihak Lapas untuk mengambil langkah cepat dan tepat guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Langkah Antisipasi Keamanan dan Keselamatan Warga Binaan
Menyadari potensi risiko keamanan yang meningkat akibat banjir, Lapas Kelas IIB Tolitoli berkoordinasi dengan Aparat Penegak Hukum (APH) setempat, termasuk TNI dan Polri. Kerja sama ini difokuskan pada pengamanan Lapas untuk mencegah upaya kabur dari warga binaan.
"Kami tidak ingin situasi ini justru jadi kesempatan warga binaan kabur, sehingga kami meminta bantuan TNI/Polri membantu pengamanan," ujar Ishak. Kehadiran TNI dan Polri diharapkan dapat memberikan rasa aman dan mencegah potensi kerusuhan atau pelarian tahanan.
Selain pengamanan, pihak Lapas juga bekerja sama dengan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) untuk mengendalikan banjir di dalam area Lapas. Upaya ini meliputi pengalihan aliran air agar cepat surut dan pembersihan lumpur setelah banjir mulai mereda.
"Ia tadi dibantu sama Damkar untuk membersihkan areal-areal Lapas," kata Ishak. Kerja sama antar instansi ini menunjukkan kesigapan dan koordinasi yang baik dalam menghadapi bencana alam.
Kondisi Lapas dan Upaya Penanganan Banjir
Banjir yang merendam hampir seluruh area Lapas, termasuk kamar hunian warga binaan, menimbulkan tantangan tersendiri. Pihak Lapas memastikan keamanan dan keselamatan para warga binaan tetap menjadi prioritas utama.
"Air masuk ke kamar hunian, hampir sampai di tempat tidur," ucap Ishak menggambarkan kondisi di dalam Lapas. Kondisi ini tentu menyulitkan aktivitas di dalam Lapas dan mengharuskan adanya langkah-langkah penanganan yang cepat dan efektif.
Meskipun layanan besuk dihentikan sementara, pihak Lapas telah mengambil langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi risiko banjir di masa mendatang. Ini termasuk memastikan sistem drainase berfungsi dengan baik dan menyiapkan langkah darurat jika situasi memburuk.
"Kami telah mengambil langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi risiko banjir di dalam lapas, termasuk memastikan sistem drainase berfungsi dengan baik dan menyiapkan langkah darurat jika situasi memburuk,” kata Ishak. Langkah ini menunjukkan komitmen Lapas untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di masa depan.
Meskipun layanan besuk dihentikan sementara, pihak Lapas memastikan keamanan dan keselamatan para warga binaan tetap terjaga. Mereka terus memantau situasi dan melakukan upaya terbaik untuk mengatasi dampak banjir.