Banyuwangi Berbagi: Gotong Royong Tekan Angka Kemiskinan
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meluncurkan 'Gerakan Banyuwangi Berbagi', sebuah program kolaboratif untuk menekan angka kemiskinan yang melibatkan berbagai pihak dan berfokus pada intervensi yang terukur berbasis data.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menginisiasi 'Gerakan Banyuwangi Berbagi' sebagai upaya bersama menekan angka kemiskinan. Program ini diluncurkan pada Jumat, 24 Januari, di Banyuwangi, Jawa Timur, dan melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Mengapa program ini penting? Meskipun angka kemiskinan di Banyuwangi tercatat 6,54 persen pada tahun 2024 (data BPS), angka terendah sepanjang sejarah, Bupati Ipuk menekankan pentingnya upaya sistematis dan serius untuk terus menekan angka tersebut. Angka yang rendah bukan berarti permasalahan sudah selesai.
Bagaimana 'Gerakan Banyuwangi Berbagi' bekerja? Program ini menggandeng berbagai pihak, mulai dari Pemkab Banyuwangi, TNI/Polri, instansi vertikal, BUMN, BUMD, organisasi profesi, hingga pengusaha lokal. Kolaborasi ini memastikan jangkauan bantuan yang luas dan efektif.
Inovasi utama dari program ini terletak pada pendekatan berbasis data. Intervensi dilakukan secara sistematis dengan mengacu pada data kemiskinan berbasis nama dan alamat. Hal ini memastikan bantuan tepat sasaran dan tidak ada warga prasejahtera yang terlewat.
Sasaran 'Gerakan Banyuwangi Berbagi' meliputi sekitar 18 ribu warga prasejahtera dengan bantuan sembako sebagai tahap awal. Program yang direncanakan selama tiga bulan ini diharapkan dapat menjadi solusi sementara, mengingat penyaluran bantuan sosial pemerintah biasanya belum dimulai di awal tahun.
Lebih dari sekadar bantuan sembako, program ini juga mengedepankan pemantauan dan evaluasi. Kondisi keluarga penerima bantuan, termasuk aspek sosial, kesehatan, dan akses pendidikan, akan dipantau secara berkala melalui aplikasi Smart Kampung. Data realtime ini memungkinkan penanganan yang tepat dan terukur.
Ribuan pihak terlibat dalam gerakan ini, menunjukkan komitmen bersama untuk mengatasi kemiskinan. Dengan pendekatan kolaboratif dan pemanfaatan teknologi, 'Gerakan Banyuwangi Berbagi' diharapkan dapat menjadi model efektif dalam penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Bupati Ipuk yakin, dengan gotong royong, penanganan kemiskinan akan jauh lebih cepat dan efisien.