Bapanas Dorong UMKM Bawang Hunay Probolinggo Go Internasional
UMKM Bawang Hunay di Probolinggo berhasil meningkatkan produksi hingga 400kg/hari dan ekspor ke Jepang, Singapura, Dubai; Bapanas dorong perluasan pasar ekspor dan kolaborasi antar UMKM.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Bawang Hunay di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, untuk memperluas pasar ekspor. Hal ini disampaikan langsung oleh Deputi Penganekaragaman Konsumen dan Keamanan Pangan Bapanas, Andriko Noto Susanto, saat kunjungan kerja ke CV Dua Putri Sholehah, produsen Bawang Hunay, pada Jumat, 16 Mei 2024 di Desa Tegalrejo, Kecamatan Dringu. Kunjungan ini juga bertujuan untuk memantau pemanfaatan bantuan peralatan usaha yang diberikan pada tahun 2024.
UMKM Bawang Hunay yang awalnya hanya memproduksi 10 kg bawang goreng per hari, kini telah mampu meningkatkan kapasitas produksinya hingga 400 kg per hari. Keberhasilan ini telah membawa produk Bawang Hunay menembus pasar internasional, termasuk Jepang, Singapura, dan Dubai. Hal ini menunjukkan potensi besar UMKM Indonesia dalam bersaing di kancah global, khususnya dalam sektor pengolahan pangan.
Andriko Noto Susanto menekankan pentingnya peningkatan kapasitas produksi dan kualitas produk untuk mendukung perluasan pasar ekspor. Bantuan peralatan usaha dari Bapanas diharapkan dapat membantu UMKM Bawang Hunay mencapai tujuan tersebut. Dengan peningkatan produksi dan kualitas, diharapkan pula dampak positif terhadap perekonomian masyarakat setempat akan semakin terasa.
Pentingnya Kolaborasi dan Hilirisasi
Andriko juga menyoroti pentingnya kolaborasi antar-pelaku UMKM. Ia mendorong UMKM Bawang Hunay untuk bersinergi dengan UMKM lain, bukannya berkompetisi. Hal ini penting untuk memenuhi permintaan pasar yang besar dan memastikan kontinuitas pasokan produk. Dengan membentuk kelompok usaha atau koperasi, UMKM dapat meningkatkan daya saing di pasar global. "UMKM tidak perlu bersaing, tapi bersinergi," tegas Andriko. "Kalau Hunay kewalahan memenuhi permintaan bisa menggandeng UMKM lain."
Selain itu, Andriko juga menekankan pentingnya hilirisasi produk pertanian. Pengolahan bawang merah menjadi bawang goreng, misalnya, dapat meningkatkan nilai ekonomis dan memperpanjang masa simpan produk. Dengan demikian, petani bawang merah terlindungi dari risiko kerugian akibat penurunan harga. "Di Hunay, bawang merah dibeli dengan harga wajar, diolah menjadi bawang goreng, lalu dikemas dengan baik dan bisa disimpan sampai dua tahun. Itu solusi cerdas yang menguntungkan petani dan pelaku industri," ujar Andriko.
Keberhasilan CV Dua Putri Sholehah, menurut Andriko, merupakan contoh nyata kolaborasi yang sukses antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten. Dukungan tersebut bukan hanya sebatas wacana, tetapi benar-benar terwujud di lapangan. Hal ini terbukti dengan keberhasilan Bawang Hunay menembus pasar ekspor.
Andriko berharap, model kolaborasi ini dapat ditiru oleh UMKM lain di Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing di pasar global.
Persiapan Menuju Pasar Ekspor yang Berkelanjutan
Owner Hunay CV Dua Putri Sholehah, Nurul Khotimah, mengungkapkan bahwa peralatan yang diterima dari Bapanas telah dimanfaatkan sekitar 90 persen dan sesuai harapan. Peralatan tersebut telah membantu meningkatkan kapasitas produksi, menstabilkan kualitas, dan menjaga kontinuitas produk. Namun, Nurul juga menyadari pentingnya peningkatan kualitas lebih lanjut untuk memenuhi standar pasar ekspor.
Nurul mengatakan, "Deputi Bapanas memberikan masukan soal meja sortasi. Kami catat dan tindaklanjuti, terutama untuk pasar ekspor, termasuk standar operasional pengupasan bawang akan menjadi prioritas peningkatan kualitas berikutnya agar produk Hunay benar-benar siap menembus pasar ekspor secara berkelanjutan."
Dengan demikian, dukungan dari Bapanas tidak hanya berupa bantuan peralatan, tetapi juga mencakup bimbingan teknis dan arahan strategi untuk pengembangan usaha. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam membina dan mendorong pertumbuhan UMKM di Indonesia.
Keberhasilan Bawang Hunay menjadi bukti nyata bahwa UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar global. Dengan dukungan pemerintah dan kolaborasi antar-pelaku usaha, UMKM dapat terus berkembang dan berkontribusi pada perekonomian nasional.