Bapanas Proaktif Salurkan Bantuan Pangan untuk Korban Banjir Jakarta-Bekasi
Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan penyaluran bantuan pangan, terutama beras, untuk warga terdampak banjir Jakarta-Bekasi secara proaktif tanpa menunggu permintaan resmi pemerintah daerah.
Banjir yang melanda Jakarta dan Bekasi menimbulkan dampak signifikan terhadap ketersediaan pangan bagi masyarakat terdampak. Menanggapi situasi ini, Badan Pangan Nasional (Bapanas) bergerak cepat dengan memastikan penyaluran bantuan pangan, terutama beras, kepada warga yang membutuhkan. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menegaskan komitmen pemerintah untuk membantu korban bencana ini.
Pada Rabu, 5 Maret 2024, Arief Prasetyo Adi, bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan Menteri Perdagangan Budi Santoso, meninjau harga pangan di Pasar Johar Baru, Jakarta. Di kesempatan ini, Arief menekankan kesiapan pemerintah dalam menyediakan cadangan pangan dan menyalurkannya dengan segera kepada masyarakat yang terdampak banjir. Ia menyatakan, "Harus secepatnya. Kita nanti yang akan proaktif, kita yang masuk. Orang sedang musibah, kita nanti yang aktif."
Langkah proaktif Bapanas ini menjadi bukti komitmen pemerintah dalam membantu masyarakat yang sedang menghadapi kesulitan akibat bencana alam. Bantuan pangan ini tidak hanya diberikan berdasarkan permintaan resmi dari pemerintah daerah, tetapi juga secara langsung diberikan kepada daerah yang terdampak bencana, termasuk wilayah Jabodetabek yang dilanda banjir.
Bantuan Pangan Terfokus pada Beras
Bantuan pangan yang disalurkan Bapanas difokuskan pada bahan pangan pokok, terutama beras. Arief menjelaskan mekanisme penyaluran bantuan ini. "Biasanya dari pemerintah daerah itu ngasih ke kita lokasi ini, ini, ini. Atau, kita yang proaktif setelah itu ada hitungannya. Setiap warga berapa kali berapa yang terdampak itu kita kirimkan bantuan pangan. Utamanya beras. Ada skemanya," jelas Arief. Hal ini menunjukkan bahwa penyaluran bantuan dilakukan secara terencana dan terukur.
Bapanas tidak menunggu permintaan resmi dari Pemda Bekasi dan DKI Jakarta. Arief menegaskan, "Kalau itu nanti kita yang aktif, kita yang masuk. Orang sedang musibah masa kita minta-minta. Kita nanti yang aktif." Sikap proaktif ini menunjukkan kesigapan pemerintah dalam merespon kebutuhan mendesak masyarakat yang terdampak banjir.
Penyaluran bantuan dilakukan dengan cepat dan efisien. Arief memastikan, "Langsung, biasanya nggak nunggu lama. Masa nunggu kering dulu, baru disalurin, nggak dong?" Hal ini menunjukkan komitmen Bapanas untuk segera meringankan beban masyarakat yang terkena dampak banjir.
Kerja Sama dengan BPBD dan Alokasi Bantuan
Bapanas bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk memastikan penyaluran bantuan tepat sasaran. Bantuan pangan difokuskan pada beras, sesuai dengan aturan yang berlaku. "Bantuan untuk korban banjir itu sudah ada peraturan badannya. Nanti kita minta Bulog untuk memberikan bantuan di daerah lokasi terdampak banjir," ujar Arief.
Alokasi bantuan beras disesuaikan dengan jumlah warga terdampak dan durasi banjir. Arief menjelaskan, "Sebanyak 250 gram kali berapa warganya dan kali berapa waktu terdampaknya, ini yang kita siapin." Sistem alokasi ini memastikan bantuan mencukupi kebutuhan masyarakat yang terdampak.
Pemerintah telah menyiapkan cadangan beras yang cukup untuk penyaluran bantuan. Arief juga optimis bahwa pemerintah daerah, khususnya Jakarta, memiliki anggaran yang cukup untuk mendukung penyaluran bantuan pangan. "Ada, saya nggak hafal (jumlah cadangannya), tapi cukup, insya Allah. Dan, pemerintah daerah juga punya anggaran," terang Arief.
Beras yang digunakan untuk bantuan berasal dari cadangan beras pemerintah (CBP) yang disimpan di gudang Perum Bulog, yang saat ini mencapai sekitar 1,9 juta ton. Ini menunjukan kesiapan pemerintah dalam menghadapi situasi darurat.
Bantuan pangan dari Bapanas ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak banjir Jakarta-Bekasi dan membantu pemulihan pascabencana.