Bappenas Luncurkan Indeks Perkembangan Anak Usia Dini (ECDI) 2030: Menuju Generasi Emas Indonesia
Bappenas meluncurkan Indeks Perkembangan Anak Usia Dini (ECDI) 2030 untuk memastikan setiap anak Indonesia tumbuh kembang optimal dan menjadi kunci pembangunan SDM unggul, serta mendukung pencapaian target SDGs.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) resmi meluncurkan Indeks Perkembangan Anak Usia Dini (ECDI) 2030 di Jakarta pada Rabu, 14 Mei. Peluncuran ini bertujuan untuk memantau dan meningkatkan kualitas perkembangan anak usia dini di Indonesia, sebagai investasi penting bagi masa depan bangsa. Indeks ini disusun berdasarkan survei yang dilakukan dari Desember 2023 hingga Mei 2024, melibatkan kolaborasi Bappenas, Badan Pusat Statistik, UNICEF, dan Tanoto Foundation.
Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas, Febrian Alphyanto Ruddyard, menekankan pentingnya investasi pada pembangunan manusia, khususnya anak usia dini, untuk mewujudkan bonus demografi. Beliau menyatakan, "Kita semua melakukan ini untuk mereka (anak usia dini), bukan untuk kita sendiri. Perubahan yang kita bayangkan tidak akan terjadi di masa yang pendek, tapi adalah bagaimana kita menyiapkan mereka nanti membawa bangsa ini." Hal ini sejalan dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Tujuan 3 dan 4.
ECDI 2030 menjadi alat strategis untuk memastikan kebijakan pemerintah responsif terhadap tumbuh kembang anak. Data yang dikumpulkan akan digunakan untuk merumuskan strategi dan kebijakan yang tepat sasaran dalam meningkatkan kualitas hidup anak Indonesia. Perkembangan otak anak yang mencapai 90 persen dalam lima tahun pertama kehidupan (golden years) menjadi alasan utama mengapa investasi di usia dini sangat krusial. "Kita jangan sampai kosong mengisi anak-anak kita, generasi mendatang kita, dalam masa yang namanya golden years," tegas Febrian.
Memahami Indeks Perkembangan Anak Usia Dini (ECDI) 2030
Indeks ECDI 2030 mengukur perkembangan anak usia 24-59 bulan dalam beberapa aspek, meliputi pembelajaran, kesejahteraan, psikososial, dan kesehatan. Hasil pengukuran pada tahun 2024 menunjukkan bahwa 87,7 persen anak Indonesia dalam rentang usia tersebut telah berkembang sesuai tahap perkembangannya. Data ini memberikan gambaran umum mengenai kondisi anak usia dini di Indonesia dan menjadi dasar untuk intervensi yang lebih terarah.
Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) juga ditekankan dalam peluncuran ECDI 2030. PAUD terbukti berkorelasi positif dengan kemampuan sensorik, kognitif, dan bahasa anak. Oleh karena itu, peningkatan akses dan kualitas PAUD menjadi salah satu fokus utama dalam upaya meningkatkan indeks ECDI.
Suksesnya program ini membutuhkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, lembaga internasional seperti UNICEF, organisasi filantropi seperti Tanoto Foundation, para ahli, akademisi, dan masyarakat luas. Semua pihak perlu bekerja sama untuk memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan haknya untuk tumbuh kembang secara optimal.
Kolaborasi dan Harapan untuk Masa Depan
Bappenas berharap ECDI 2030 dapat menjadi instrumen penting dalam penyusunan kebijakan berbasis data yang akurat dan tepat sasaran. Dengan data yang komprehensif, pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kesejahteraan anak usia dini. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia untuk menciptakan generasi emas yang unggul dan kompetitif di masa depan.
Wakil Kepala Bappenas menutup acara peluncuran dengan sebuah kutipan inspiratif: "I believe the children are our future. Teach them well and let them lead the way. Show them all the beauty they possess inside." Kutipan ini menggarisbawahi pentingnya memberikan pendidikan dan bimbingan terbaik bagi anak-anak Indonesia agar mereka dapat tumbuh menjadi pemimpin masa depan yang berkualitas.
Dengan diluncurkannya ECDI 2030, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk memberikan perhatian serius pada perkembangan anak usia dini. Indeks ini diharapkan dapat menjadi acuan penting dalam upaya mewujudkan generasi emas Indonesia yang cerdas, sehat, dan berdaya saing.