Barantin dan Unsrat Jalin Kerja Sama Optimalkan Keilmuan dan SDM Karantina
Badan Karantina Indonesia (Barantin) dan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) resmi menjalin kerja sama untuk meningkatkan kualitas SDM dan pengembangan iptek di bidang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan demi melindungi ketahanan pangan Indonesia.
Badan Karantina Indonesia (Barantin) dan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) di Manado, Sulawesi Utara, resmi menjalin kerja sama strategis. Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama pada Rabu, 23 April. Kerja sama ini difokuskan pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan.
Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean, menekankan pentingnya kolaborasi dengan perguruan tinggi seperti Unsrat. Dukungan ilmiah dari akademisi, menurutnya, akan sangat membantu Barantin dalam memberikan pelayanan karantina yang lebih optimal. Hal ini krusial untuk mencegah masuk, keluar, dan penyebaran hama serta penyakit hewan, ikan, dan tumbuhan di Indonesia. "Kolaborasi dengan perguruan tinggi seperti Unsrat sangat penting dalam mendukung Barantin secara ilmiah," ujar Sahat.
Kerja sama ini diharapkan mampu memperkuat fondasi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pelaksanaan tugas-tugas perkarantinaan di Indonesia. Dengan menerapkan metode dan inovasi terbaru, diharapkan perlindungan terhadap kekayaan hayati Indonesia dapat ditingkatkan secara signifikan. "Kami percaya bahwa sinergi dengan dunia akademisi akan memperkuat fondasi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pelaksanaan tugas-tugas perkarantinaan. Kerja sama ini akan membantu kami dalam menerapkan metode dan inovasi terbaru untuk melindungi kekayaan hayati Indonesia," tambah Sahat.
Peningkatan SDM dan Pengembangan Iptek
Salah satu fokus utama kerja sama ini adalah peningkatan kapasitas SDM melalui berbagai program. Program tersebut meliputi magang, pelatihan, dan pendidikan lanjutan bagi mahasiswa dan tenaga karantina. Hal ini bertujuan untuk mencetak SDM yang kompeten dan siap menghadapi tantangan di bidang karantina.
Selain itu, kedua pihak akan memanfaatkan fasilitas laboratorium, rumah kaca, dan instalasi percobaan milik Unsrat. Fasilitas ini akan digunakan untuk mendukung penelitian dan pengembangan di bidang karantina. Barantin juga akan memberikan bimbingan teknis dan pendampingan bagi mahasiswa dan dosen Unsrat yang melakukan penelitian di bidang karantina.
Sebagai bentuk komitmen, Unsrat akan memberikan akses pendidikan bagi pegawai Barantin. Akses pendidikan ini meliputi jenjang Strata 1 (S1), Strata 2 (S2), dan Strata 3 (S3). Hal ini menunjukkan keseriusan Unsrat dalam mendukung peningkatan kapasitas SDM di bidang karantina.
Monitoring dan evaluasi akan dilakukan secara berkala untuk memastikan kerja sama ini berjalan sesuai rencana dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dukungan Unsrat dan Manfaat Kerja Sama
Rektor Unsrat, Prof. Dr. Ir. Oktovian Berty Alexander Sompie, M.Eng, IPU, ASEAN Eng, menyampaikan apresiasi atas kerja sama ini. Beliau menekankan komitmen Unsrat untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional, termasuk mendukung sektor kekarantinaan.
Prof. Sompie yakin kolaborasi antara praktisi Barantin dan civitas akademika Unsrat akan menghasilkan sinergi yang kuat dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. "Universitas Sam Ratulangi menyambut baik kerja sama ini. Kami yakin bahwa kolaborasi antara praktisi di Barantin dan civitas akademika di Unsrat akan menghasilkan sinergi yang kuat dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya dalam menjaga keamanan hayati dan ketahanan pangan," ungkap Prof. Sompie.
Saat ini, terdapat 19 alumni Unsrat yang bekerja di Barantin, baik di posisi manajerial maupun fungsional. Sebelum kerja sama ini, Barantin telah menjalankan program kuliah umum dan magang di Unsrat, serta melakukan pertukaran data dan riset di bidang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan.
Kerja sama ini diharapkan dapat menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antara praktisi karantina dan akademisi. Pertukaran pengetahuan dan pengalaman diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan karantina di Indonesia, khususnya di Sulawesi Utara.
Dengan sinergi yang kuat antara Barantin dan Unsrat, diharapkan dapat tercipta inovasi iptek di bidang karantina untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. "Sinergi ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat sistem karantina nasional demi melindungi kekayaan alam Indonesia. Dengan sinergi yang kuat, ke depan dapat dilahirkan inovasi iptek di bidang karantina demi pembangunan yang berkelanjutan," pungkas Sahat.