Bendung Wilalung Kudus Buka Pintu Air, Antisipasi Banjir
Pintu Bendung Wilalung di Kudus dibuka untuk mengurangi debit air Sungai Wulan yang tinggi akibat kiriman dari Bendung Klambu, langkah antisipasi banjir yang sudah sesuai prosedur operasional.
Debit air Sungai Wulan meningkat pesat, memaksa pihak pengelola Bendung Wilalung di perbatasan Kudus-Demak untuk mengambil tindakan. Selasa pagi (21/11), pintu bendung nomor delapan dibuka 10 sentimeter. Langkah ini dilakukan karena debit air mencapai 800 mililiter per detik, sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.
Operator Bendung Wilalung, Karno, menjelaskan bahwa pintu bendung yang mengarah ke Sungai Juwana dibuka untuk mengurangi beban di Sungai Wulan. Pembukaan pintu dilakukan secara bertahap. Jika debit air naik menjadi 850 mililiter per detik, maka bukaan pintu akan ditambah 5 sentimeter.
Keputusan ini juga mempertimbangkan kondisi di wilayah Undaan, Kudus, yang masih terdapat banyak lahan persawahan. Meningkatnya debit air di Bendung Wilalung memancing kunjungan Penjabat Bupati Kudus, Herda Helmijaya, untuk memantau langsung kondisi bendung dan kesiapan tim pengelola dalam mengantisipasi dampak banjir.
Herda Helmijaya menyatakan bahwa meskipun Bendung Wilalung sudah cukup tua, bangunan tersebut masih mampu berfungsi dengan baik dalam mengatur aliran air. Namun, ia juga menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat dan kesiapan menghadapi kondisi cuaca ekstrem.
Untuk solusi jangka panjang, Herda menyoroti perlunya pendekatan holistik dalam pengelolaan air. Ia mengusulkan pembangunan area resapan air baru, embung, dan kolam retensi. Usulan ini, menurutnya, perlu dibahas dan dikoordinasikan di tingkat provinsi.
Selain masalah pengelolaan air hujan, Herda juga mengingatkan pentingnya normalisasi sungai dan pelestarian hutan. Ia menjelaskan bahwa berkurangnya pepohonan di kawasan hutan menyebabkan peningkatan sedimentasi sungai, sehingga upaya normalisasi sungai menjadi kurang efektif.
Kesimpulannya, pembukaan pintu Bendung Wilalung merupakan langkah proaktif untuk mencegah banjir di wilayah Kudus dan sekitarnya. Namun, upaya jangka panjang dalam pengelolaan sumber daya air, seperti pembangunan infrastruktur dan pelestarian lingkungan, juga sangat penting untuk mengurangi risiko banjir di masa mendatang.