Bendungan Manikin: Kunci Penting Pertumbuhan NTT, Kata Gibran
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menekankan pentingnya Bendungan Manikin di NTT untuk ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi regional, menyebutnya sebagai investasi jangka panjang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka baru-baru ini mengunjungi lokasi pembangunan Bendungan Manikin di Desa Bokong, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kunjungan tersebut dilakukan pada hari Rabu. Dalam kunjungannya, Gibran menekankan peran krusial bendungan ini bagi ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi NTT. Pembangunan Bendungan Manikin bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan investasi jangka panjang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTT.
Menurut keterangan pers dari sekretariatnya di Kupang, Gibran menyoroti pentingnya infrastruktur pengelolaan air, terutama di daerah rawan kekeringan, untuk menjamin sistem irigasi yang memadai bagi para petani. Ia berharap pembangunan Bendungan Manikin dapat segera rampung agar segera berkontribusi pada peningkatan produksi pertanian dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di wilayah tersebut.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Gibran mengajak pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat untuk bekerja sama mengawasi proyek ini dan memastikannya mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Bendungan Manikin merupakan salah satu dari tujuh proyek infrastruktur yang dikembangkan untuk meningkatkan sektor pertanian di Provinsi NTT.
Investasi Besar, Dampak Jangka Panjang
Proyek pembangunan Bendungan Manikin yang menelan investasi sebesar Rp2,06 triliun (sekitar US$124,6 juta) dimulai pada tahun 2018 dan diproyeksikan selesai pada tahun 2028. Hingga saat ini, progres fisik pembangunan telah mencapai 62,65 persen. Bendungan ini dirancang untuk menampung 28,20 juta meter kubik air dan berpotensi mengairi lahan seluas 652 hektar.
Selain untuk irigasi pertanian, bendungan ini juga direncanakan untuk memasok 700 liter air baku per detik bagi penduduk Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Keberadaan Bendungan Manikin juga akan mendukung pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung dengan kapasitas 29,8 megawatt dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,125 megawatt.
Dengan kapasitasnya yang besar dan multifungsi, Bendungan Manikin diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat NTT. Tidak hanya meningkatkan produksi pertanian, tetapi juga menyediakan akses air bersih dan energi terbarukan.
Kerja Sama Antar Pihak yang Kuat
Gibran juga menekankan pentingnya kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat dalam mengawasi pembangunan Bendungan Manikin. Hal ini penting untuk memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan proyek menjadi kunci keberhasilannya.
Partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan dan pemanfaatan bendungan juga sangat penting. Masyarakat perlu dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan proyek agar pembangunan bendungan ini benar-benar memberikan manfaat bagi mereka. Dengan demikian, pembangunan bendungan tidak hanya menjadi proyek pemerintah, tetapi juga menjadi milik masyarakat NTT.
Keberhasilan pembangunan Bendungan Manikin akan menjadi contoh nyata bagaimana infrastruktur dapat menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah yang rawan kekeringan. Proyek ini diharapkan dapat menjadi model bagi pembangunan infrastruktur serupa di daerah lain di Indonesia.
"Pembangunan Bendungan Manikin ini bukan hanya proyek infrastruktur, tetapi investasi jangka panjang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di NTT," tegas Gibran Rakabuming Raka.
Dengan selesainya pembangunan Bendungan Manikin, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian, akses air bersih, dan energi terbarukan di NTT, sehingga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.