BGN Luncurkan Dapur Sehat di Madiun, Siap Cetak Generasi Emas dan Tekan Kemiskinan
Badan Gizi Nasional (BGN) luncurkan dapur sehat di Madiun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), siap produksi ribuan porsi makanan bergizi dan ciptakan lapangan kerja.
Badan Gizi Nasional (BGN) resmi meluncurkan dua dapur sehat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Dusun Kalilumbu, Desa Sidorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Peluncuran pada Jumat lalu menandai dimulainya program Makan Bergizi Gratis (MBG) skala besar di wilayah tersebut, yang bertujuan untuk meningkatkan gizi anak dan menekan angka kemiskinan. Program ini melibatkan berbagai pihak, dari pemerintah pusat hingga daerah, serta masyarakat setempat.
Deputi Penyediaan dan Penyaluran BGN, Brigjen (Purn) Suardi Samiran, menjelaskan bahwa enam dapur MBG akan dibangun di Desa Sidorejo, dengan dua dapur siap beroperasi di bulan Mei. Empat dapur lainnya masih dalam tahap pembangunan. "Nantinya di Dusun Kalilumbu, Desa Sidorejo ini akan dibangun total enam dapur MBG. Dimana dua dapur di antaranya sudah siap beroperasi di bulan Mei ini, dan empat lagi dalam proses pembangunan," ujarnya.
Keberadaan dapur-dapur ini diharapkan mampu menyediakan hingga 3.500 porsi makanan bergizi setiap harinya untuk anak-anak TK hingga SMA, santri pondok pesantren, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui di Kecamatan Kebonsari dan sebagian Kecamatan Geger. Total sasaran program ini mencapai sekitar 12 ribu anak. Program ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar.
Dapur Sehat MBG: Solusi Gizi dan Ekonomi
Masing-masing dapur MBG di Madiun ditargetkan memproduksi 3.000-3.500 porsi makanan bergizi per hari. Hal ini berarti, jika keenam dapur beroperasi penuh, dibutuhkan sekitar 1.200-1.500 kilogram beras per hari, atau 26,4-33 ton beras per bulan (dengan asumsi 22 hari kerja). Angka ini belum termasuk kebutuhan bahan makanan lainnya seperti sayur, buah, ayam, telur, daging sapi, tempe, dan tahu.
Bahan-bahan baku tersebut akan dibeli dari para petani, peternak, dan UMKM lokal di sekitar lokasi dapur MBG. Keberadaan dapur MBG di perbatasan tiga kabupaten (Ponorogo, Madiun, dan Magetan) akan memberikan dampak positif bagi perekonomian di ketiga wilayah tersebut. "Karena lokasi dapur MBG berada di tengah-tengah perbatasan wilayah 3 kabupaten, yaitu Ponorogo, Madiun, dan Magetan, maka dapur di Desa Sidorejo ini tidak hanya akan menyerap hasil petani, peternak, dan UMKM dari Kabupaten Madiun Selatan saja, tapi juga dari Kabupaten Magetan dan Ponorogo," jelas Suardi Samiran.
Program ini juga menciptakan lapangan kerja. Setiap dapur MBG diperkirakan menyerap 50 tenaga kerja langsung dan 200 tenaga kerja tidak langsung dari sektor pertanian, peternakan, dan UMKM. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran.
Dampak Ekonomi yang Signifikan
Wakil Kepala 1 Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Nanik S. Deyang, menekankan bahwa program MBG merupakan solusi ampuh untuk pengentasan kemiskinan. "Pokoknya ini program Presiden yang sangat hebat, bukan saja bisa mencetak generasi emas karena anak-anak dapat asupan gizi, tapi langsung bisa mengentaskan kemiskinan," kata Nanik.
Ia menambahkan bahwa efek pengganda dari program ini sangat besar. Pemerintah memberikan bantuan sekitar Rp1 miliar per bulan untuk setiap dapur MBG. Dengan efek pengganda sekitar 5 kali lipat, maka dampak ekonomi yang dihasilkan mencapai Rp5 miliar per bulan per dapur. "Insya Allah dengan program MBG berjalan sesuai rencana, bila 30 ribu dapur bisa segera terwujud di seluruh Indonesia, maka 5-6 juta pengangguran bisa terhapus," imbuhnya.
Bupati Madiun, Hari Wuryanto, menyambut baik program MBG ini dan berharap program ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Kabupaten Madiun.
Peluncuran dapur sehat tersebut dihadiri oleh berbagai pejabat penting, termasuk Wakil Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Nanik S. Deyang, Bupati Madiun Hari Wuryanto, Dandim Madiun dan Kapolres Madiun. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung keberhasilan program MBG.