BKKBN Sulsel dan Dinas PPKB Makassar Perangi Stunting
BKKBN Sulsel berkolaborasi dengan Dinas PPKB Makassar untuk menurunkan angka stunting di Makassar yang meningkat signifikan dari 18,04% pada 2023 menjadi 25,6% di 2024, melalui program Bangga Kencana dan Gerakan Orang Tua Asuh (Genting).
BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Makassar resmi bergandeng tangan untuk menurunkan angka stunting. Kolaborasi ini diumumkan pada Sabtu, 1 Februari 2024 di Makassar. Kenaikan angka stunting yang signifikan menjadi perhatian utama kedua lembaga ini.
Langkah kolaborasi ini diambil sebagai upaya pencegahan stunting di lapangan. Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Shodiqin, menjelaskan bahwa penguatan kemitraan merupakan kunci keberhasilan. Pertemuan antara BKKBN dan Pelaksana Harian Dinas PPKB Makassar, Akhmad Namsum, pekan lalu menghasilkan komitmen bersama untuk mempercepat penurunan angka stunting.
Salah satu fokus utama kolaborasi ini adalah menggencarkan Program Bangga Kencana. Program ini dinilai efektif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan reproduksi dan gizi. Selain itu, percepatan penurunan angka stunting juga akan dilakukan melalui penguatan lima program percepatan Kementerian PPKB/BKKBN, atau yang dikenal sebagai quick win.
Salah satu program percepatan yang diprioritaskan adalah Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting). Program Genting atau Orang Tua Asuh (OTA) bertujuan untuk memberikan dukungan langsung kepada keluarga berisiko stunting. Dukungan ini dapat berupa bantuan finansial, pendampingan gizi, dan akses layanan kesehatan.
Koordinasi untuk Hari Keluarga Nasional tahun 2025 juga menjadi bagian penting dari kolaborasi ini. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang terintegrasi diharapkan akan lebih efektif dalam menjangkau masyarakat luas dan meningkatkan partisipasi aktif dalam upaya pencegahan stunting.
Data yang dirilis oleh BKKBN Sulsel dan PPKB Makassar menunjukkan peningkatan angka stunting di Makassar yang cukup mengkhawatirkan. Angka prevalensi stunting meningkat tajam dari 18,04 persen pada tahun 2023 menjadi 25,6 persen pada tahun 2024. Data ini menjadi landasan utama bagi kedua lembaga untuk meningkatkan kerja sama dan strategi intervensi yang lebih efektif.
Dengan adanya peningkatan kerja sama dan komitmen bersama, diharapkan upaya penurunan angka stunting di Makassar dapat berjalan lebih efektif dan terukur. Kolaborasi ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam mengatasi masalah stunting yang menjadi perhatian nasional.