BNI Bantah Seruan Tarik Dana Massal, Tegaskan Fundamental Keuangan Tetap Solid
BNI membantah seruan penarikan dana massal dan menegaskan fundamental keuangannya tetap kuat, ditopang kinerja positif sepanjang tahun 2024.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memberikan klarifikasi resmi terkait beredarnya seruan penarikan dana massal dari bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk BNI sendiri. Klarifikasi ini disampaikan menyusul isu yang beredar di masyarakat. Pernyataan resmi tersebut disampaikan oleh Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, di Jakarta pada Sabtu lalu.
Okki Rushartomo secara tegas menjamin bahwa masyarakat tidak perlu khawatir. Ia menekankan bahwa fundamental keuangan BNI tetap solid dan kokoh meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi global serta kondisi likuiditas yang ketat di industri perbankan. BNI juga menegaskan komitmennya terhadap prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).
Lebih lanjut, Okki menjelaskan bahwa operasional bisnis BNI diawasi secara ketat oleh regulator, yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). BNI juga merupakan peserta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), memberikan lapisan perlindungan tambahan bagi nasabah.
Kinerja BNI Sepanjang 2024: Bukti Fundamental yang Kuat
Sebagai bukti atas klaim fundamental keuangan yang kuat, BNI memaparkan pencapaian kinerjanya sepanjang tahun 2024. Pertumbuhan yang signifikan terlihat pada berbagai sektor. Misalnya, pertumbuhan tabungan mencapai 11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), terutama didorong oleh peluncuran aplikasi wondr by BNI pada semester kedua tahun 2024.
Rasio CASA (Current Account and Savings Account) terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK) berhasil dipertahankan di kisaran 70 persen. Hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap BNI tetap tinggi. Selain itu, BNI juga berhasil meningkatkan kualitas asetnya, ditunjukkan dengan penurunan rasio Non-Performing Loan (NPL) dari 2,1 persen menjadi 2 persen hingga akhir Desember 2024.
Dari sisi intermediasi, pertumbuhan kredit BNI mencapai 11,6 persen yoy. Total aset BNI pun meningkat sebesar 4 persen yoy, mencapai Rp1.129,8 triliun. Pertumbuhan yang positif ini menunjukkan kinerja BNI yang sehat dan berkelanjutan.
Profitabilitas BNI: Pertumbuhan yang Konsisten
Tidak hanya dari sisi aset dan likuiditas, profitabilitas BNI juga menunjukkan kinerja yang mengesankan. Laba BNI tumbuh dari Rp20,9 triliun menjadi Rp21,5 triliun. Pendapatan non-bunga (non interest income) juga tumbuh sebesar 11,9 persen yoy, sementara pendapatan bunga bersih (net interest income) mencapai Rp40,5 triliun.
Pencapaian positif ini menunjukkan kinerja BNI yang solid dan berkelanjutan. Hal ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa BNI mampu menghadapi tantangan ekonomi global dan tetap memberikan layanan perbankan yang optimal kepada masyarakat.
Dengan kinerja yang kuat ini, BNI berkomitmen untuk terus menjaga kinerja yang berkelanjutan, melanjutkan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, dan memberikan pelayanan perbankan yang optimal untuk kebutuhan masyarakat Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri. "Berdasarkan pencapaian di sepanjang 2024, BNI akan terus menjaga kinerja yang berkelanjutan," ujar Okki Rushartomo.
BNI juga menekankan pentingnya peran pengawasan regulator dalam menjaga stabilitas dan kepercayaan sektor perbankan di Indonesia. Kehadiran LPS sebagai penjamin simpanan juga memberikan rasa aman dan nyaman bagi nasabah.