BRIN dan IAEA: Teknologi Nuklir Atasi Limbah Plastik
BRIN dan IAEA berkolaborasi memanfaatkan teknologi radiasi nuklir untuk menangani limbah plastik dan mendorong ekonomi sirkuler, menjadikan Indonesia sebagai pemimpin kolaborasi internasional.
Jakarta, 17 Februari 2024 - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) resmi bekerja sama. Fokus kolaborasi ini adalah pengembangan teknologi radiasi nuklir untuk mengatasi masalah menumpuknya limbah plastik di Indonesia. Lebih dari itu, kerja sama ini juga bertujuan untuk membuka potensi pemanfaatan limbah plastik tersebut sebagai bahan baku industri.
Teknologi Nuklir untuk Pengelolaan Limbah Plastik
Kerja sama ini dijalankan melalui inisiatif Nuclear Technology for Controlling Plastic Pollution (NUTEC Plastic), yang juga merupakan bagian dari proyek riset RAS1031 IAEA. Indonesia menjadi salah satu negara mitra dalam proyek riset global ini. Anugerah Widiyanto, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, menekankan pentingnya pengembangan teknologi untuk pengelolaan limbah plastik. Ia menyebutnya sebagai "keniscayaan yang perlu terus didorong" untuk mendukung pengembangan ekonomi sirkuler.
Anugerah menambahkan bahwa teknologi radiasi menawarkan solusi inovatif. Teknologi ini tidak hanya mampu mengatasi masalah limbah plastik, tetapi juga mampu mengubah limbah tersebut menjadi bahan baku industri. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk mengurangi dampak lingkungan dari sampah plastik dan menciptakan ekonomi yang berkelanjutan.
Pemanfaatan Teknologi Radiasi dan Kolaborasi Internasional
Indonesia, menurut Anugerah, memiliki potensi besar untuk memimpin kolaborasi internasional dalam pengembangan teknologi ini. Kemampuan ilmuwan Indonesia dalam menguasai teknologi radiasi dan aplikasinya dalam modifikasi polimer menjadi aset penting. Pengalaman ini, termasuk kerja sama dengan sektor industri dalam negeri, dapat menjadi contoh bagi negara lain dalam mendorong ekonomi sirkuler.
Tita Puspitasari, Kepala Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri BRIN, sekaligus National Project Coordinator (NPC) Indonesia untuk proyek RAS1031, menjelaskan lebih lanjut. BRIN, sebagai koordinator proyek di Indonesia, melibatkan berbagai pemangku kepentingan nasional. Kolaborasi ini bertujuan untuk mensinergikan pemanfaatan teknologi radiasi dalam mengatasi masalah limbah plastik dan pengembangan ekonomi sirkuler.
Potensi dan Manfaat untuk Industri Nasional
Tita menekankan potensi besar proyek riset ini bagi industri nasional. Proyek ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata dalam mengatasi masalah limbah plastik yang terus meningkat. Fasilitas iradiasi yang dikelola oleh BRIN akan menjadi kunci dalam implementasi teknologi ini. Dengan demikian, kerja sama BRIN dan IAEA ini tidak hanya berfokus pada riset, tetapi juga pada implementasi praktis yang berdampak langsung pada industri dan lingkungan di Indonesia.
Kesimpulannya, kolaborasi BRIN dan IAEA dalam pengembangan teknologi radiasi nuklir untuk pengelolaan limbah plastik merupakan langkah signifikan. Kerja sama ini berpotensi besar untuk menciptakan solusi inovatif, mendorong ekonomi sirkuler, dan menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam kolaborasi internasional di bidang ini. Pemanfaatan teknologi radiasi dan fasilitas iradiasi yang dimiliki BRIN akan menjadi kunci keberhasilan proyek ini.