BSG-OJK Gencarkan Literasi Keuangan di Kotamobagu: Santri Jadi Sasaran Edukasi
PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara dan Gorontalo (BSG) bersama OJK gencarkan program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) kepada para santri di Kotamobagu untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.
Manado, 28 April 2024 - PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulawesi Utara dan Gorontalo (BSG) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) di Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara. Program ini bertujuan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, khususnya di kalangan santri. Inisiatif ini melibatkan BSG, OJK, dan sejumlah bank lain yang beroperasi di Sulawesi Utara, menargetkan generasi muda untuk memahami pengelolaan keuangan yang baik.
Direktur Utama BSG, Revino Pepah, menjelaskan bahwa edukasi keuangan sejak dini sangat penting. "Ini kami lakukan guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan sejak usia dini," ujarnya di Manado, Senin. Langkah ini dinilai krusial untuk membentuk generasi yang cerdas dan bertanggung jawab dalam mengelola keuangan mereka.
Program Gencarkan dirancang untuk membekali masyarakat Indonesia dengan kemampuan finansial yang memadai. Tujuannya agar masyarakat dapat mengambil keputusan keuangan yang tepat dan terhindar dari praktik-praktik finansial yang merugikan. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan produk dan layanan keuangan secara optimal.
Meningkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan
Kepala OJK Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgomalut), Robert Sianipar, menekankan pentingnya program Gencarkan dalam meningkatkan literasi keuangan. OJK, berkolaborasi dengan perbankan, khususnya BPD, memberikan edukasi dan pengetahuan keuangan kepada masyarakat. Materi edukasi mencakup konsep dasar keuangan, perencanaan keuangan, dan berbagai produk keuangan yang tersedia.
Selain literasi, program ini juga bertujuan meningkatkan inklusi keuangan. Hal ini berarti memastikan semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang belum terlayani oleh sistem perbankan, memiliki akses yang sama terhadap produk dan layanan jasa keuangan. Keterjangkauan dan kesetaraan akses menjadi fokus utama dalam program ini.
Lebih lanjut, Sianipar menjelaskan bahwa tujuan utama adalah menciptakan masyarakat yang cerdas dalam hal keuangan. Program ini berupaya mengembangkan keterampilan dan pengetahuan finansial masyarakat agar mereka dapat membuat keputusan keuangan yang tepat dan bertanggung jawab. Dengan demikian, masyarakat dapat terhindar dari jebakan finansial dan mampu mengelola keuangan dengan bijak.
Target Inklusi Keuangan 98 Persen di 2045
OJK menargetkan inklusi keuangan mencapai 98 persen pada tahun 2045, bertepatan dengan perayaan Indonesia Emas. Program Gencarkan merupakan salah satu upaya untuk mencapai target tersebut. Dengan memberikan edukasi dan akses yang lebih luas kepada masyarakat, diharapkan angka inklusi keuangan dapat meningkat secara signifikan.
Program ini tidak hanya berfokus pada edukasi, tetapi juga pada praktik pengelolaan keuangan yang baik. Para santri di Kotamobagu diberikan pemahaman tentang perencanaan keuangan, penghematan, investasi, serta bagaimana menghindari penipuan finansial. Dengan demikian, mereka diharapkan dapat menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Inisiatif kolaboratif antara BSG dan OJK ini menunjukkan komitmen bersama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui literasi dan inklusi keuangan. Dengan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan finansial sejak dini, diharapkan generasi muda Indonesia dapat menjadi agen perubahan yang mampu mengelola keuangan dengan bijak dan bertanggung jawab, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Program Gencarkan di Kotamobagu diharapkan menjadi model yang dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat dan berkontribusi pada terciptanya masyarakat Indonesia yang lebih sejahtera.