China Kecam Usulan Trump Pindahkan Warga Gaza: Ciptakan Masalah Baru di Timur Tengah
Menlu China Wang Yi mengecam keras usulan Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza, menyebutnya akan menciptakan ketidakstabilan baru dan menentang hak-hak rakyat Palestina.
Beijing, 7 Maret 2025 - Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, dengan tegas menolak usulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memindahkan warga Palestina dari Jalur Gaza. Dalam konferensi pers tahunan di Beijing pada Jumat, Menlu Wang Yi menyatakan bahwa rencana tersebut justru akan memicu masalah baru di Timur Tengah dan menghambat perdamaian.
Pernyataan Menlu Wang Yi disampaikan dalam rangkaian sidang parlemen China 'Dua Sesi' (4-11 Maret 2025), yang membahas kinerja pemerintah tahun 2024 dan rencana kerja untuk tahun 2025. Konferensi pers ini menjadi forum penting bagi China untuk menyampaikan sikapnya terhadap isu-isu internasional, termasuk konflik Israel-Palestina.
Usulan Trump yang sebelumnya telah berulang kali dilontarkan, yaitu 'pengambilalihan' Gaza dan pemindahan penduduknya untuk mengubah wilayah tersebut menjadi destinasi wisata, telah menuai kecaman internasional. Banyak negara, termasuk negara-negara Arab, menganggap rencana tersebut sebagai bentuk pembersihan etnis.
Sikap Tegas China terhadap Konflik Israel-Palestina
Menlu Wang Yi menekankan bahwa Gaza merupakan bagian integral dari wilayah Palestina dan milik rakyat Palestina. "Gaza adalah milik rakyat Palestina dan merupakan bagian integral dari wilayah Palestina. Setiap perubahan paksa terhadap status Gaza tidak akan membawa perdamaian, tetapi hanya akan menyebabkan ketidakstabilan baru," tegas Menlu Wang Yi. China, menurutnya, mendukung solusi damai yang berlandaskan pada rekonsiliasi, seperti yang digagas Mesir dan negara-negara Arab lainnya.
Lebih lanjut, Menlu Wang Yi mendesak AS untuk mengambil peran yang lebih konstruktif dalam menyelesaikan konflik. "Jika AS sebagai negara besar benar-benar peduli terhadap rakyat Gaza, maka AS harus mendukung gencatan senjata yang menyeluruh dan berkelanjutan, meningkatkan bantuan kemanusiaan, setuju prinsip Palestinalah yang memerintah Palestina dan berkontribusi pada pembangunan kembali di Gaza," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa tanpa perdamaian di Timur Tengah, stabilitas dunia akan terancam. Konflik Israel-Palestina yang berulang, menurutnya, disebabkan oleh belum tercapainya solusi dua negara secara penuh. "Konflik Israel-Palestina terjadi berulang kali hanya karena solusi dua negara baru setengah tercapai: negara Israel telah lama menjadi kenyataan, tetapi negara Palestina masih jauh dari jangkauan," tambahnya.
Dukungan terhadap Persatuan Palestina dan Solusi Dua Negara
Menlu Wang Yi juga menekankan pentingnya persatuan di antara faksi-faksi Palestina untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Ia mendorong semua faksi untuk melaksanakan Deklarasi Beijing guna mencapai persatuan dan penguatan diri. "Agar Palestina dan Israel dapat benar-benar hidup berdampingan dalam damai, ungkap Wang Yi, maka semua faksi Palestina perlu melaksanakan Deklarasi Beijing untuk mencapai persatuan dan penguatan diri," katanya.
China, sebagai mitra strategis negara-negara Timur Tengah dan sahabat sejati bangsa Arab, berkomitmen untuk mendukung perdamaian dan pembangunan di kawasan tersebut. "Kami akan terus berjuang dengan tegas demi keadilan, perdamaian, dan pembangunan bagi rakyat Timur Tengah, dan mendukung negara-negara di kawasan itu menentukan masa depan mereka sendiri," tegas Wang Yi.
Sebagai informasi tambahan, KTT darurat Arab yang diselenggarakan Mesir pada 4 Maret 2025 menghasilkan kesepakatan rencana lima tahun senilai 53 miliar dolar AS untuk membangun kembali Gaza tanpa menggusur penduduknya. Rencana tersebut juga mencakup pembentukan komite administrasi Gaza yang terdiri dari teknokrat nonpartisan.
Perang brutal Israel sejak Oktober 2023 telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa yang sangat besar, dengan hampir 48.400 warga Palestina tewas dan lebih dari 111.000 lainnya terluka. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
China menyerukan kepada masyarakat internasional untuk membangun konsensus dan mempromosikan perdamaian antara Palestina dan Israel. Sikap tegas China ini menunjukkan komitmennya terhadap penyelesaian konflik yang adil dan berkelanjutan di Timur Tengah.