Diskusi Buku Hidayat Nur Wahid: Etika sebagai Pilar Negara Sejahtera
Perpustakaan MPR RI menggelar diskusi buku "Negara Sejahtera Berlandaskan Etika" karya Hidayat Nur Wahid, menekankan pentingnya etika dalam berbangsa dan bernegara di era modern.
Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Perpustakaan Sekretariat Jenderal MPR RI menggelar diskusi buku "Negara Sejahtera Berlandaskan Etika" karya Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, pada Minggu, 11 Mei 2023, di Gedung Darul Arqom, kompleks Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat. Diskusi ini bertujuan menggali pemikiran dalam buku tersebut dan menginspirasi generasi muda, akademisi, dan masyarakat tentang pentingnya etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kegiatan ini dirasa penting karena etika dinilai sebagai landasan yang harus dipegang teguh di era saat ini. Kerja sama dengan Yayasan Husnul Khotimah membuat acara ini diikuti oleh sekitar 100 mahasiswa dan dosen.
Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR RI, Anies Mayangsari Muninggar, menjelaskan bahwa diskusi ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam konsep negara sejahtera yang berlandaskan etika. Ia menekankan pentingnya implementasi etika dalam kehidupan sehari-hari sebagai pondasi kehidupan berbangsa dan bernegara yang kuat. Anies berharap diskusi ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih baik bagi para peserta.
Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, dalam kata sambutan di bukunya, menjelaskan fokus utama buku setebal 508 halaman ini. Buku tersebut secara spesifik membahas konsep negara sejahtera yang berlandaskan etika, mengeksplorasi pentingnya etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta bagaimana etika tersebut terkadang dikesampingkan oleh kekuasaan. Buku ini juga membahas implementasi Indonesia sebagai negara kesejahteraan dan upaya Indonesia untuk terus berpolitik bebas aktif di dunia internasional.
Menggali Makna Negara Sejahtera Berlandaskan Etika
Diskusi buku "Negara Sejahtera Berlandaskan Etika" menghadirkan narasumber yang kompeten, yaitu penulis buku sendiri, Hidayat Nur Wahid, anggota MPR RI Surahman Hidayat, dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Husnul Khotimah, Mualim. Iyan Mulyana bertindak sebagai moderator. Acara ini dihadiri oleh para santri dan dosen Pondok Pesantren Husnul Khotimah, menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap tema diskusi.
Buku ini dibagi menjadi delapan bagian, yang mencakup eksplorasi pentingnya etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagian awal buku membahas bagaimana etika kerap dikesampingkan oleh sikap kekuasaan yang seolah-olah dapat mengatur segalanya. Bagian selanjutnya membahas konsepsi dan praktik implementasi Indonesia sebagai negara kesejahteraan.
Buku ini juga menyinggung upaya Indonesia dalam berpolitik bebas aktif di kancah internasional, khususnya dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia terhadap isu-isu global yang relevan dengan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan.
Anies Mayangsari Muninggar menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai etika dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik dan berlandaskan etika.
Pesan Penting dari Diskusi Buku
Diskusi ini menekankan pentingnya etika sebagai fondasi negara sejahtera. Buku "Negara Sejahtera Berlandaskan Etika" karya Hidayat Nur Wahid memberikan perspektif yang komprehensif tentang bagaimana etika berperan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Diskusi ini juga menjadi wadah bagi para peserta untuk bertukar pikiran dan wawasan tentang implementasi etika dalam konteks Indonesia.
Kehadiran narasumber yang kompeten dan beragam latar belakang peserta menambah kekayaan diskusi. Hal ini menunjukkan bahwa isu etika merupakan isu yang relevan dan penting untuk dibahas oleh berbagai kalangan masyarakat. Semoga diskusi ini dapat menjadi langkah awal untuk mendorong kesadaran dan komitmen bersama dalam membangun negara sejahtera yang berlandaskan etika.
Buku ini juga mendapat kata sambutan dari Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, M. Jusuf Kalla, dan Rektor UNIDA Gontor, Hamid Fahmy Zarkasyi. Kehadiran kata sambutan dari tokoh-tokoh penting ini semakin memperkuat nilai dan pesan yang ingin disampaikan dalam buku tersebut.
Secara keseluruhan, diskusi buku ini memberikan kontribusi positif dalam upaya membangun pemahaman dan kesadaran akan pentingnya etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Semoga diskusi-diskusi serupa dapat terus dilakukan untuk mendorong terciptanya Indonesia yang lebih baik dan sejahtera.