DKI Jakarta Pertimbangkan Modifikasi Cuaca Malam Hari untuk Tekan Curah Hujan
Pemprov DKI Jakarta mempertimbangkan operasi modifikasi cuaca (OMC) malam hari untuk mengurangi curah hujan yang signifikan, dengan bantuan BNPB dan arahan BMKG.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mempertimbangkan langkah inovatif dalam upaya mengurangi dampak curah hujan tinggi yang kerap melanda ibu kota. Pemprov DKI berencana untuk melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) tidak hanya pada siang hari, tetapi juga pada malam hari. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap intensitas hujan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir dan bertujuan untuk meminimalisir risiko banjir dan genangan.
Keputusan untuk mempertimbangkan OMC malam hari didasari oleh keterbatasan pesawat yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta untuk operasi malam. Oleh karena itu, bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah diminta untuk menyediakan pesawat yang mampu beroperasi di malam hari. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Maruli Sijabat, dalam keterangannya di Balai Kota Jakarta pada Selasa.
Selain DKI Jakarta, bantuan dari BNPB untuk OMC malam hari juga akan diberikan kepada Provinsi Banten dan Jawa Barat. Kerjasama antar provinsi ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem yang melanda wilayah Jabodetabek.
Operasi Modifikasi Cuaca: Strategi dan Mekanisme
Pelaksanaan OMC, baik siang maupun malam hari, akan tetap berpedoman pada arahan dan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). OMC hanya akan dilakukan jika BMKG mendeteksi potensi pertumbuhan awan hujan yang signifikan. Dengan kata lain, OMC bersifat responsif dan adaptif terhadap kondisi cuaca aktual.
Maruli Sijabat menjelaskan, "'Untuk pelaksanaan OMC-nya, kami siagakan satu hari itu dua flight (penerbangan). Dua flight itu standar, namun demikian kita melihat perkembangan di lapangan.'" Hal ini menunjukkan fleksibilitas dalam pelaksanaan OMC, yang akan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
Lebih lanjut, Maruli menambahkan bahwa, "'Namun kalau misalnya tidak ada pertumbuhan awan hujan, maka kita tidak lakukan OMC. Demikian pada malam hari. Jadi kita menunggu untuk pelaksanaan OMC-nya dari BMKG,'" Ini menegaskan pentingnya data BMKG sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pelaksanaan OMC.
Kerjasama Antar Provinsi dan Target Pengurangan Curah Hujan
Kerjasama OMC antara DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat akan berlangsung hingga 20 Maret 2025. Dalam operasi tersebut, direncanakan akan dilakukan 2-3 sortie penerbangan per hari, dengan jumlah yang disesuaikan dengan potensi pertumbuhan awan hujan yang terdeteksi.
Target dari operasi modifikasi cuaca ini cukup ambisius, yaitu mengurangi curah hujan hingga 70-80 persen. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, dari bulan Desember hingga awal Maret, OMC telah menunjukkan hasil yang cukup signifikan, dengan pengurangan curah hujan mencapai 70 persen.
"'Pengalaman dari Desember sampai dengan kemarin bulan Februari, Maret awal itu cukup signifikan dan sampai dengan 70 persen (curah hujan yang berkurang),'" ujar Maruli Sijabat. Pernyataan ini menunjukkan optimisme atas keberhasilan OMC dalam mengurangi dampak negatif curah hujan tinggi.
Dengan adanya rencana OMC malam hari dan kerjasama antar provinsi, diharapkan upaya mitigasi bencana akibat curah hujan tinggi di wilayah Jabodetabek dapat semakin efektif. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi masyarakat dari dampak cuaca ekstrem.