Dorong Inovasi, Ciptakan Mesin Ekonomi Baru untuk Indonesia Emas 2045

Pengamat desak pemerintah dukung inovasi teknologi demi menciptakan mesin ekonomi baru, penuhi target pertumbuhan 8 persen dan wujudkan Indonesia Emas 2045.

Jakarta, 25 Februari 2024 - Dr. Heru Dewanto, pengamat dari Universitas Pertahanan, menyerukan dukungan pemerintah terhadap inovasi sebagai kunci penciptaan mesin ekonomi baru. Hal ini dinilai krusial untuk mencapai target ambisius Indonesia Emas 2045.

Pemerintah Presiden Prabowo dihadapkan pada tantangan besar: pertumbuhan ekonomi 8 persen. Menurut Dr. Heru, penciptaan mesin-mesin ekonomi baru bukanlah sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan. Inovasi, tegasnya, menjadi kunci utama untuk mencapai tujuan tersebut. Semua pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, harus bahu-membahu mewujudkannya.

Pernyataan ini disampaikan Dr. Heru di Jakarta, Selasa lalu. Ia menekankan pentingnya pembelajaran dari keberhasilan Silicon Valley. Pengalaman Sam Altman, yang pernah berkunjung ke Jakarta, menjadi contoh nyata. Rahasia kesuksesan Silicon Valley, menurut Altman, terletak pada penerimaan atas kegagalan dalam berinovasi.

Dr. Heru menuturkan pengalamannya saat konferensi dengan Sam Altman. Altman menjelaskan bahwa masyarakat Silicon Valley terbiasa dengan risiko kegagalan dalam inovasi. Mereka memahami bahwa perjalanan dari ide hingga komersialisasi penuh dengan tantangan, termasuk melewati fase yang disebut 'the valley of death', di mana tingkat keberhasilan sangat rendah.

Kegagalan dalam mengkomersialkan inovasi di Silicon Valley tidak serta-merta membuat inovator dijauhi investor atau sistem keuangan. Yang lebih penting, mereka tidak mendapatkan 'social judgement' negatif. Masyarakat tidak menganggap mereka sebagai pecundang karena kegagalan tersebut, justru sebaliknya, kegagalan dianggap sebagai bagian dari proses pembelajaran.

Hal ini berbeda dengan budaya di beberapa tempat lain. Sikap masyarakat yang menerima kegagalan sebagai bagian dari proses inovasi sangatlah penting untuk mendorong kreativitas dan kemajuan ekonomi.

Sebagai Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Dr. Heru menegaskan bahwa inovasi adalah kunci untuk menghasilkan 'new money'. Ia mendorong dukungan penuh terhadap para inovator muda Indonesia. Lebih lanjut, ia menyinggung penjelasan Jeff Bezos mengenai dominasi perusahaan teknologi besar Amerika Serikat.

Menurut Dr. Heru, kesuksesan tersebut bukan hanya karena sistem perbankan yang lebih baik (karena Eropa juga memiliki sistem yang serupa), tetapi karena Amerika memiliki 'risk capital' yang lebih unggul. Di Amerika, inovator dapat memperoleh 'seed capital' hingga 50 juta dolar AS, meskipun peluang sukses inovasinya hanya 10 persen.

Perbedaan mendasar ini menunjukkan pentingnya dukungan pemerintah dan investor terhadap inovasi, termasuk penerimaan atas risiko kegagalan. Hal ini akan mendorong munculnya lebih banyak 'mesin ekonomi baru' dan mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.

Dengan demikian, dukungan pemerintah terhadap ekosistem inovasi, termasuk pendanaan dan budaya yang menerima kegagalan, menjadi sangat penting untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.