Ekonomi Indonesia Tetap Kuat: Pertumbuhan Positif dan Inflasi Terkendali
Menteri Airlangga Hartarto laporkan kondisi ekonomi Indonesia tetap kuat dengan pertumbuhan positif, inflasi terkendali, dan surplus neraca perdagangan, menunjukkan daya saing tinggi dibandingkan negara lain di kawasan ASEAN.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, melaporkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia hingga Februari 2025 tetap menunjukkan fundamental yang kuat dan positif. Laporan ini disampaikan dalam keterangan pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa, 18 Maret 2025. Airlangga menekankan sejumlah indikator ekonomi yang menunjukkan kinerja baik, menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah dinamika global.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara spasial relatif baik, dengan inflasi yang terkendali. Beberapa sektor ekonomi penting juga mencatatkan pertumbuhan positif, menunjukkan diversifikasi ekonomi yang cukup baik. Data-data ini menunjukkan kinerja ekonomi Indonesia yang tetap tangguh menghadapi tantangan global.
Kinerja positif ini diperkuat oleh surplus neraca perdagangan dan cadangan devisa yang tinggi. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia dan daya saing Indonesia di pasar internasional. Secara keseluruhan, laporan ini memberikan gambaran optimistis tentang kondisi ekonomi Indonesia.
Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Terkendali
Airlangga memaparkan sejumlah data ekonomi makro yang menunjukkan kinerja positif. Inflasi inti (core inflation) tercatat sebesar 2,48 persen pada Februari 2025, menunjukkan inflasi tetap terkendali. Indeks keyakinan konsumen PMI pada bulan yang sama juga tercatat tinggi, mencapai 53,6 poin, mengindikasikan optimisme konsumen terhadap perekonomian.
Pertumbuhan kredit pada Januari 2025 mencapai 10,3 persen, menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi dan akses kredit yang baik bagi pelaku usaha. Cadangan devisa pada akhir Februari 2025 juga berada pada level tinggi, memberikan bantalan bagi perekonomian Indonesia dari guncangan eksternal.
Beberapa sektor ekonomi menunjukkan pertumbuhan positif, antara lain sektor makanan dan minuman, logam dasar, tekstil dan pakaian jadi, serta mesin dan perlengkapan. Pertumbuhan sektor-sektor ini menunjukkan diversifikasi ekonomi Indonesia yang cukup baik dan mengurangi ketergantungan pada sektor tertentu.
Keunggulan Ekonomi Indonesia di Kancah Internasional
Airlangga juga membandingkan kinerja ekonomi Indonesia dengan negara lain. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara-negara seperti Malaysia dan Chile. Inflasi Indonesia juga termasuk salah satu yang terendah di kawasan ASEAN.
Selain itu, Indonesia juga berhasil menjaga current account balance dan defisit anggaran (budget deficit) di bawah tiga persen. Investasi asing langsung (FDI) terhadap PDB juga relatif baik, sekitar 1,5 persen. Semua indikator ini menunjukkan ketahanan dan daya saing ekonomi Indonesia di tingkat global.
Neraca perdagangan Indonesia hingga Februari 2025 juga mencatatkan surplus sebesar 6,61 miliar dolar AS, dengan nilai ekspor tertinggi mencapai 14 miliar dolar AS pada bulan Februari 2025. Surplus neraca perdagangan ini menunjukkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional dan kemampuan Indonesia dalam menghasilkan devisa.
Secara keseluruhan, data-data tersebut menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia berada dalam kondisi fundamental yang kuat. Pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
"Kami laporkan bahwa perekonomian Indonesia secara fundamental masih baik," ujar Airlangga. "Kemudian current account balance juga masih atau budget defisit juga masih kita jaga di tiga persen. Kemudian juga terkait dengan FDI dibandingkan persentase GDP kita juga relatif baik di sekitar 1,5 persen," tambahnya.