Ekowisata Kampung Kerora: Alternatif Wisata Baru di Taman Nasional Komodo
Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) meluncurkan ekowisata Kampung Kerora di Pulau Rinca sebagai alternatif wisata baru di TNK, yang mengintegrasikan pelestarian alam dan peningkatan ekonomi lokal.
Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) resmi meluncurkan ekowisata Kampung Kerora di Pulau Rinca, Desa Pasir Panjang, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Inisiatif ini diluncurkan pada Kamis, 7 Maret 2024, bertepatan dengan hari jadi BTNK ke-45. Ekowisata ini menawarkan alternatif destinasi wisata di Taman Nasional Komodo (TNK) yang memadukan kegiatan wisata dengan upaya konservasi lingkungan, khususnya pelestarian penyu.
Kepala BTNK, Hendrikus Rani Siga, menjelaskan bahwa peluncuran ekowisata Kampung Kerora bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal dan membuka lapangan kerja baru. "Kami mulai buka hari ini, jadi mulai besok ada yang jual paket wisata ke Kampung Kerora silakan dan kami sudah siap, karena kami ingin mengintegrasikan kegiatan wisata dengan konservasi," ujar Siga di Labuan Bajo.
Langkah ini juga diambil sebagai respons atas kejadian penjualan anak Komodo tahun lalu. Dengan menyediakan alternatif wisata di Kampung Kerora, BTNK berharap dapat memberikan kesempatan bagi warga setempat untuk memperoleh manfaat ekonomi dari sektor pariwisata, yang selama ini terpusat di Kampung Komodo atau Kampung Rinca. "Tahun lalu kami dengar ada kejadian penjualan anak Komodo, sehingga saya kira kami memberikan kesempatan bagi warga Kerora untuk mendapatkan kue pariwisata dari treking di sana, kita tahu selama ini hanya ada di Kampung Komodo atau Kampung Rinca," tambah Siga.
Menjelajahi Kampung Kerora: Petualangan di Pulau Rinca
Untuk mencapai Kampung Kerora, wisatawan dapat memulai perjalanan dari Labuan Bajo. Akses terdekat adalah melalui penyeberangan laut dari Kampung Soknar, Desa Golo Mori, menuju Pulau Rinca. Perjalanan laut ini hanya memakan waktu sekitar 10 hingga 15 menit menggunakan kapal motor. Di Kampung Kerora, wisatawan dapat menikmati keindahan alam berupa lanskap pegunungan yang menakjubkan.
Aktivitas utama di Kampung Kerora adalah trekking yang dipandu oleh pemandu wisata lokal dari kelompok sadar wisata (pokdarwis). Selama trekking, wisatawan dapat mengamati satwa liar seperti komodo, kerbau liar, berbagai jenis burung, reptil, dan kuda liar. Keanekaragaman tumbuhan di kawasan ini juga menjadi daya tarik tersendiri. Ke depannya, wisatawan juga akan dapat berpartisipasi dalam kegiatan pelepasliaran tukik (anak penyu) ke laut.
"Kami sedang mendesain penetasan penyu, nanti anak penyu atau tukik menjadi salah satu daya tarik, jadi masuk dalam paket wisata," jelas Siga. Pengalaman unik ini akan semakin memperkaya pengalaman wisata di TNK.
BTNK juga telah menyiapkan sistem pembelian tiket secara daring melalui aplikasi Sistem Informasi Biawak Komodo (SiOra). Tarif trekking ditetapkan sebesar Rp200.000 untuk satu grup yang terdiri dari lima orang. Paket pelepasliaran tukik ditawarkan dengan harga Rp400.000 per grup.
Pariwisata Taman Nasional Komodo: Data Kunjungan Wisatawan
Sebagai informasi tambahan, BTNK mencatat jumlah kunjungan wisata ke TNK sepanjang tahun 2023 mencapai 334.206 orang. Kunjungan tersebut didominasi oleh wisatawan mancanegara sebanyak 226.948 orang, sementara wisatawan domestik berjumlah 107.258 orang.
Dengan adanya ekowisata Kampung Kerora, diharapkan dapat semakin meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke TNK sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal dan pelestarian alam di kawasan tersebut. Integrasi wisata dan konservasi menjadi kunci keberhasilan program ini dalam jangka panjang.
Ekowisata Kampung Kerora menawarkan pengalaman wisata yang unik dan bernilai edukasi, menawarkan kesempatan bagi wisatawan untuk lebih dekat dengan alam dan budaya lokal sambil berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan. Inisiatif ini menjadi contoh nyata bagaimana pariwisata dapat menjadi alat untuk mendorong pembangunan berkelanjutan.