Ekspor Papua Barat Tembus 285 Juta Dolar AS di Januari 2025, Jepang Jadi Pembeli Utama
Pada Januari 2025, ekspor Papua Barat mencapai US$285,86 juta, didominasi oleh Jepang, China, dan Korea Selatan, dengan komoditas utama minyak dan gas.
Pada Januari 2025, Provinsi Papua Barat mencatatkan kinerja ekspor yang signifikan dengan total nilai mencapai US$285,86 juta. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat, Merry, mengumumkan bahwa tiga negara menjadi tujuan utama ekspor, yaitu Jepang, China, dan Korea Selatan. Ekspor ini didominasi oleh komoditas minyak dan gas (migas), yang menyumbang hampir seluruh nilai ekspor tersebut. Pelabuhan Teluk Bintuni menjadi pintu gerbang utama kegiatan ekspor ini.
Pencapaian ini menunjukkan peran penting Papua Barat dalam perekonomian nasional melalui sektor ekspor. Dominasi ekspor migas menunjukkan potensi besar sumber daya alam di provinsi ini. Namun, penurunan ekspor migas sebesar 5,56 persen dibandingkan Januari 2024 perlu menjadi perhatian untuk strategi pengembangan ekonomi berkelanjutan.
Meskipun ekspor non-migas hanya menyumbang sebagian kecil, potensi diversifikasi komoditas ekspor perlu terus digali untuk mengurangi ketergantungan pada sektor migas. Hal ini penting untuk menciptakan ketahanan ekonomi dan mengurangi risiko fluktuasi harga komoditas global.
Ekspor Migas Dominasi Pasar Internasional
Jepang menjadi negara tujuan ekspor terbesar Papua Barat pada Januari 2025, dengan nilai mencapai US$133,97 juta atau sekitar 46,87 persen dari total ekspor. Disusul oleh China dengan nilai US$106,95 juta (37,41 persen) dan Korea Selatan dengan US$43,40 juta (15,18 persen). Ketiga negara ini secara keseluruhan berkontribusi sebesar 99,46 persen terhadap total nilai ekspor Papua Barat.
Dominasi ekspor migas mencapai US$284,32 juta atau 99,46 persen dari total nilai ekspor. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sektor migas bagi perekonomian Papua Barat. Namun, penurunan nilai ekspor migas dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya perlu menjadi perhatian untuk strategi pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Meskipun terjadi penurunan, kinerja ekspor Papua Barat tetap menjanjikan. Potensi peningkatan nilai ekspor dapat dicapai melalui diversifikasi komoditas dan perluasan pasar ekspor ke negara-negara lain.
"Ekspor komoditas nonmigas hanya sebesar 1,54 juta dolar AS atau 0,54 persen dari total ekspor Papua Barat pada Januari 2025," jelas Merry.
Distribusi Ekspor dan Impor
Sebagian besar kegiatan ekspor Papua Barat dilakukan melalui Pelabuhan Teluk Bintuni (99,46 persen), diikuti oleh Pelabuhan Manokwari (0,45 persen), Pelabuhan Tanjung Priok (0,06 persen), dan Pelabuhan Tanjung Perak (0,02 persen). Selain keempat pelabuhan tersebut, ekspor juga dilakukan melalui Bandara Soekarno-Hatta.
Tidak hanya tiga negara utama, Papua Barat juga mengekspor produknya ke beberapa negara lain, termasuk Bangladesh, Amerika Serikat, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Malaysia, Taiwan, dan Hongkong. Hal ini menunjukkan upaya diversifikasi pasar ekspor yang dilakukan oleh Papua Barat.
Sementara itu, impor Papua Barat pada Januari 2025 mencapai US$1,93 juta, meningkat 100 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas impor utama meliputi garam, belerang, kapur, dan mesin mekanik atau pesawat terbang, yang sebagian besar diimpor dari Australia (95,10 persen) dan sisanya dari Jerman.
Data ini menunjukkan bahwa Papua Barat tidak hanya aktif dalam kegiatan ekspor, tetapi juga melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Prospek Ke Depan
Kinerja ekspor Papua Barat pada Januari 2025 menunjukkan potensi besar yang perlu dikelola secara berkelanjutan. Diversifikasi komoditas ekspor dan perluasan pasar menjadi kunci untuk meningkatkan nilai ekspor dan mengurangi ketergantungan pada sektor migas. Pemerintah Provinsi Papua Barat perlu terus mendukung pengembangan sektor-sektor ekonomi lainnya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.