Evakuasi Ular Piton 4 Meter di Area Banjir Kota Jambi
Damkartan Kota Jambi berhasil mengevakuasi ular piton sepanjang empat meter di area banjir Kelurahan Aur Kenali, Telanaipura, mengingatkan warga akan bahaya hewan melata saat banjir.
Tim Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkartan) Kota Jambi berhasil mengevakuasi seekor ular piton sepanjang empat meter dari area banjir di Kelurahan Aur Kenali, Telanaipura, Jambi, pada Selasa, 18 Maret 2024. Evakuasi dilakukan setelah Damkartan menerima laporan dari warga mengenai keberadaan ular tersebut yang diduga telah memangsa hewan lain. Proses evakuasi yang memakan waktu sekitar 30 menit ini melibatkan penggunaan stik dan hook, dengan mulut ular yang kemudian dilakban untuk keamanan.
Kepala Dinas Damkartan Kota Jambi, Mustari, membenarkan kejadian tersebut dan menyatakan bahwa evakuasi berjalan aman dan lancar. Keberadaan ular piton di area banjir ini menjadi perhatian serius, mengingat potensi bahaya yang ditimbulkan oleh hewan melata tersebut, khususnya bagi warga yang terdampak banjir.
Peristiwa ini menyoroti pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap hewan melata selama musim hujan dan banjir. Ular piton, yang dikenal mampu memangsa hewan bahkan manusia dengan cara melilit, menjadi ancaman nyata di tengah kondisi lingkungan yang tergenang air. Damkartan mengimbau masyarakat untuk segera melapor jika menemukan ular atau hewan melata lainnya di sekitar rumah mereka.
Waspada Hewan Melata Saat Banjir
Kepala Dinas Damkartan Kota Jambi, Mustari, menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap hewan melata, terutama selama musim pancaroba dan banjir. "Kami mengimbau masyarakat untuk waspada, karena tidak menutup kemungkinan hewan melata akan berenang dan mampu bertahan hingga 15 menit di air," ujar Mustari. Hal ini dikarenakan hewan-hewan tersebut seringkali mencari tempat berlindung baru akibat naiknya permukaan air.
Ular piton, khususnya, merupakan ancaman yang serius. Kemampuannya melilit mangsa dan kekuatan ototnya yang luar biasa dapat membahayakan manusia. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk menghindari kontak langsung dengan ular dan hewan melata lainnya yang mungkin muncul di area banjir.
Damkartan Kota Jambi telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi potensi bahaya dari hewan melata. Selain melakukan evakuasi, Damkartan juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara-cara aman menghadapi hewan melata dan langkah-langkah yang harus dilakukan jika menemukan hewan tersebut.
Selama musim pancaroba ini, Damkartan Kota Jambi telah mengevakuasi setidaknya 12 hewan melata. Angka ini menunjukkan tingginya potensi bahaya yang ditimbulkan oleh hewan melata selama musim hujan dan banjir.
Imbauan dan Pencegahan
Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan berhati-hati saat berada di area yang tergenang banjir. Hindari berjalan di tempat yang gelap atau semak-semak yang dapat menjadi tempat persembunyian hewan melata. Jika menemukan ular atau hewan melata lainnya, segera laporkan kepada Damkartan Kota Jambi agar dapat segera dilakukan evakuasi.
Selain itu, masyarakat juga dapat melakukan beberapa langkah pencegahan, seperti membersihkan lingkungan sekitar rumah dari sampah dan semak-semak yang dapat menjadi tempat persembunyian hewan melata. Menjaga kebersihan lingkungan juga dapat membantu mengurangi populasi hewan melata di sekitar pemukiman.
Damkartan Kota Jambi terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, termasuk dalam hal penanganan hewan melata. Keberhasilan evakuasi ular piton ini menunjukkan kesiapsiagaan Damkartan dalam menghadapi berbagai kejadian yang dapat mengancam keselamatan warga.
Dengan meningkatnya curah hujan dan potensi banjir, kewaspadaan dan kerja sama antara masyarakat dan Damkartan Kota Jambi sangat penting untuk meminimalisir risiko yang ditimbulkan oleh hewan melata.
Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan menghindari tindakan yang dapat mengganggu habitat hewan liar. Dengan demikian, diharapkan dapat meminimalisir potensi konflik antara manusia dan hewan liar, terutama di daerah yang rawan banjir.