Gempa M 4,8 Guncang Kendari, BMKG Pastikan Akibat Aktivitas Sesar Teluk Tolo
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,8 mengguncang Kendari dan sekitarnya pada Jumat malam, 9 Mei 2024, akibat aktivitas sesar di Teluk Tolo; BMKG memastikan tidak berpotensi tsunami.
Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,8 mengguncang Kota Kendari dan sekitarnya pada Jumat malam, 9 Mei 2024, pukul 21.14 WITA. Pusat gempa berada di Tenggara Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara. BMKG memastikan gempa tersebut disebabkan oleh aktivitas sesar di sekitar Perairan Teluk Tolo dan hingga saat ini belum ada laporan kerusakan signifikan.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kendari, Rudin, menjelaskan bahwa episenter gempa terletak pada koordinat 4.21 Lintang Selatan (LS), 123.30 Bujur Timur (BT). Kedalaman gempa tergolong dangkal, sehingga dampaknya terasa cukup signifikan di beberapa wilayah. Berdasarkan analisis BMKG, gempa ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar Naik Tolo di Tenggara Wawonii.
Meskipun kekuatannya mencapai M 4,8, BMKG memastikan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Hal ini berdasarkan hasil pemodelan yang dilakukan oleh BMKG pasca kejadian gempa. Hingga pukul 21.45 WITA, belum terdeteksi adanya aktivitas gempa bumi susulan.
Gempa Terasa Hingga Beberapa Wilayah di Sulawesi Tenggara
Getaran gempa dirasakan di beberapa wilayah di Sulawesi Tenggara. Berdasarkan skala MMI (Modified Mercalli Intensity), Konawe Kepulauan merasakan guncangan dengan intensitas IV MMI, sedangkan Buton Utara merasakan intensitas III-IV MMI. Kota Kendari, Konawe Selatan, dan Kabupaten Konawe juga merasakan dampak gempa, meskipun dengan intensitas yang lebih rendah.
Skala intensitas IV MMI menunjukkan bahwa getaran gempa dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, dan jendela-jendela rumah bergetar. Sedangkan intensitas III-IV MMI menunjukkan getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa seakan-akan ada truk yang lewat.
Meskipun gempa terasa cukup kuat di beberapa daerah, beruntungnya belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan atau korban jiwa akibat gempa tersebut. BMKG terus memantau situasi dan perkembangan pasca gempa.
Imbauan BMKG Kepada Masyarakat
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Penting untuk menghindari penyebaran informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menghindari bangunan yang mengalami keretakan atau kerusakan akibat gempa.
"Masyarakat agar menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa bumi," ujar Rudin dalam keterangan resminya. Imbauan ini bertujuan untuk mencegah potensi bahaya lebih lanjut, mengingat gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan struktur bangunan yang dapat membahayakan keselamatan.
BMKG juga menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam. Masyarakat disarankan untuk selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG dan instansi terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya.
Kejadian gempa bumi ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di wilayah rawan gempa. Masyarakat diharapkan untuk selalu waspada dan memahami langkah-langkah mitigasi bencana guna meminimalisir dampak yang mungkin terjadi.
Kesimpulan: Gempa bumi M 4,8 di Kendari yang disebabkan aktivitas sesar di Teluk Tolo menjadi bukti pentingnya kesiapsiagaan bencana. BMKG menghimbau masyarakat untuk tetap tenang, waspada, dan mengutamakan keselamatan.