Gipang Cilegon, Tembus Pasar Internasional Lewat Media Sosial!
UMKM Gipang di Cilegon sukses menembus pasar internasional, khususnya Malaysia dan Jepang, berkat inovasi bahan baku dan strategi pemasaran lewat media sosial.
Apa? Gipang, makanan tradisional khas Cilegon, berhasil menembus pasar internasional. Siapa? Ihwanul Muslimin, seorang pelaku UMKM di Cilegon. Di mana? Di Kelurahan Bulakan, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Kapan? Sejak tahun 2016. Mengapa? Karena inovasi penggunaan singkong sebagai bahan baku dan strategi pemasaran yang tepat. Bagaimana? Dengan memanfaatkan media sosial dan jaringan pekerja migran Indonesia.
Gipang, camilan manis yang biasanya terbuat dari beras ketan, kini hadir dalam versi inovatif. Ihwanul Muslimin, sang kreator, beralih menggunakan singkong sebagai bahan baku utamanya. Keputusan ini didorong oleh meningkatnya harga beras ketan. Ia bekerja sama dengan petani lokal untuk mendapatkan pasokan singkong berkualitas.
Inovasi ini tidak hanya menekan biaya produksi, tetapi juga justru meningkatkan daya tarik Gipang. Tekstur dan rasa Gipang singkong yang dibalut selai kacang ternyata sangat digemari, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.
Inovasi Gipang dan Strategi Pemasaran yang Jitu
Setiap harinya, Ihwan memproduksi ratusan kilogram singkong untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Proses pembuatannya masih tradisional, mengandalkan sinar matahari untuk menjemur singkong yang telah dikukus dan digiling tipis. Tingginya permintaan terkadang membuat Ihwan kewalahan.
Meskipun prosesnya masih manual, hal ini justru menjadi daya tarik tersendiri. Banyak konsumen yang penasaran dengan rasa gipang singkong yang unik dan cita rasa tradisional yang masih dipertahankan. "Banyak konsumen yang penasaran akan rasa gipang singkong, dan sejauh ini para konsumen sangat menerima hasil inovasi ini," ujar Ihwan.
Keberhasilan Gipang menembus pasar internasional tidak lepas dari peran media sosial. Ihwan memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan produknya. Selain itu, ia juga menjalin kerjasama dengan pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia dan Jepang untuk mendistribusikan Gipang.
"Untuk penjualan tidak hanya untuk di lokal, kita juga melakukan penjualan di luar negeri. Penjualan pertama itu Malaysia kemudian Jepang," tambah Ihwan.
Sukses Bisnis Gipang: Omzet Jutaan Rupiah
Gipang dijual dengan harga Rp20.000 per bungkus (200 gram). Berkat kerja keras dan strategi pemasaran yang tepat, Ihwan mampu meraup keuntungan bersih hingga Rp10 juta per bulan. Suksesnya bisnis Gipang ini membuktikan bahwa produk tradisional Indonesia mampu bersaing di pasar internasional.
Keberhasilan Ihwanul Muslimin ini menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM lainnya di Indonesia. Dengan inovasi dan strategi pemasaran yang tepat, produk lokal dapat menembus pasar internasional dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
Kisah sukses Gipang Cilegon ini menunjukkan bahwa potensi produk lokal sangat besar. Dukungan pemerintah dan pemanfaatan teknologi digital sangat penting untuk mendorong pertumbuhan UMKM dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di kancah global.