Gotong Royong TNI dan Warga Bangun Jembatan Darurat di HST Pasca Tanggul Jebol
Akibat tanggul jebol di Desa Masiraan, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, TNI dan warga bergotong royong membangun jembatan darurat untuk akses warga yang terputus karena banjir.
Banjir akibat cuaca ekstrem di Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, menyebabkan tanggul jebol di Desa Masiraan pada 29 Januari 2024. Kejadian ini memutus akses jalan penghubung antar RT dan menggenangi areal persawahan warga. TNI dan warga pun bahu-membahu membangun jembatan darurat sebagai solusi sementara.
Kepala Desa Masiraan, Ahmad Fauzi, menjelaskan bahwa ini merupakan banjir ketiga kalinya di bulan Januari. Tanggul yang jebol akibat tak mampu menahan derasnya air, membuat akses jalan yang vital menjadi terputus. Baik kendaraan roda dua maupun roda empat tak bisa melintas. Oleh karena itu, inisiatif membangun jembatan darurat menjadi solusi mendesak agar akses warga kembali terhubung, setidaknya untuk sepeda motor.
Pembangunan jembatan darurat ini melibatkan banyak pihak. Selain warga Desa Masiraan dan TNI dari Koramil 1002-05/Pandawan, relawan dari Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) Pandawan juga turut membantu. Proses pembangunan memakan waktu hampir seharian penuh karena debit air yang cukup tinggi. Bahan-bahan seperti batang pohon kelapa dari sekitar lokasi juga dimanfaatkan.
Ahmad Fauzi menambahkan bahwa Dinas PUPR HST telah meninjau lokasi untuk membuat laporan. Pihak desa berharap pemerintah daerah segera menangani perbaikan tanggul secara permanen. Perbaikan tanggul sangat penting karena jalan tersebut merupakan akses vital warga dan perbaikan diharapkan mampu mencegah genangan air di persawahan.
Serka Rahmadhani, Babinsa Koramil 1002-05/Pandawan, menekankan bahwa kehadiran TNI di tengah masyarakat adalah untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi. Jembatan darurat ini merupakan langkah sementara sebelum perbaikan tanggul permanen dilakukan. Ia berharap pemerintah daerah segera mengambil tindakan nyata untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Gotong royong antara TNI dan warga Desa Masiraan menunjukkan sinergi yang kuat dalam menghadapi bencana alam. Kejadian ini juga menjadi sorotan penting bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan infrastruktur dan mitigasi bencana di wilayah tersebut demi mencegah terputusnya akses jalan dan kerugian ekonomi bagi warga.
Kecepatan respons dan kerjasama semua pihak menjadi kunci dalam mengatasi dampak dari jebolnya tanggul. Ke depannya, diharapkan adanya peningkatan sistem peringatan dini dan rencana kontingensi yang lebih komprehensif untuk menghadapi situasi serupa.