GRP Siap Pasok Baja Ramah Lingkungan ke Eropa, Dorong Ekspor dan Industri Hijau
Gunung Raja Paksi (GRP) akan menjadi pemasok baja HRC tanpa emisi karbon pertama di Asia untuk pasar Eropa berkat teknologi Arvedi ESP dari Primetals Technologies, meningkatkan ekspor dan daya saing Indonesia.
PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP), produsen baja nasional, telah menandatangani kesepakatan dengan Primetals Technologies Ltd pada 25 Februari 2025 untuk memasok baja Hot Rolled Coils (HRC) tanpa emisi karbon ke pasar Eropa. Kesepakatan jutaan dolar AS ini menjadikan GRP sebagai pemasok pertama baja HRC tanpa emisi karbon langsung di luar Tiongkok, yang diumumkan oleh Executive Chairman GRP, Kimin Tanoto, di Jakarta pada Rabu, 26 Februari 2025.
Kolaborasi ini melibatkan integrasi teknologi Arvedi Endless Casting and Rolling (ESP) dari Primetals Technologies, sebuah teknologi revolusioner yang menghubungkan proses pengecoran dan penggulungan baja secara berkelanjutan tanpa henti. Teknologi ini menghilangkan penggunaan bahan bakar fosil, sehingga mengurangi emisi gas rumah kaca langsung menjadi nol. Proses produksi yang efisien ini juga memungkinkan produksi baja dengan ketebalan sangat tipis, kurang dari satu milimeter, yang dapat menjadi alternatif pengganti baja canai dingin di Indonesia.
Langkah ini sejalan dengan rencana GRP untuk menggandakan kapasitas produksi baja rendah karbon menjadi 2.500.000 ton pada tahun 2027. Lebih dari 50 persen dari produksi tersebut ditargetkan untuk diekspor ke Uni Eropa (EU), memperkuat posisi GRP sebagai pionir baja rendah karbon di Asia dan meningkatkan daya saing di tengah penerapan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) oleh Uni Eropa.
Revolusi Teknologi Baja Ramah Lingkungan
Teknologi Arvedi ESP merupakan terobosan signifikan dalam industri baja. Dengan menghilangkan proses canai dingin dan annealing, teknologi ini tidak hanya mengurangi emisi CO2 langsung menjadi nol, tetapi juga menurunkan konsumsi energi secara keseluruhan. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk mengurangi dampak lingkungan dari industri berat. Lingkup kerja Primetals Technologies mencakup penyediaan peralatan teknologi lengkap, termasuk mesin high speed caster dan rolling mill, serta solusi kelistrikan dan otomasi pabrik ESP.
Integrasi teknologi ini akan mentransformasi GRP dari produsen baja mentah menjadi produsen baja berkualitas tinggi. Keunggulan ini akan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi produk GRP di pasar internasional, khususnya di Eropa yang semakin ketat dalam regulasi lingkungan.
Andreas Viehboeck, Executive Vice President dan Head of Global Business Unit Upstream di Primetals Technologies, menyatakan bahwa lini Arvedi ESP di GRP akan menjadi pabrik ke-13 di dunia yang menerapkan teknologi endless casting and rolling ini. Hal ini menunjukkan kepercayaan internasional terhadap kapabilitas GRP dan komitmennya terhadap praktik berkelanjutan.
Peningkatan Kualitas dan Keterampilan SDM
Menurut Kelvin Fu, Chief Transformation Officer GRP, adopsi teknologi Arvedi ESP tidak hanya meningkatkan kualitas produk baja yang dihasilkan, tetapi juga akan meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal di Indonesia. Pabrik ESP yang baru ini akan membuka peluang bagi pengembangan sumber daya manusia di sektor industri baja, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Integrasi teknologi canggih ini akan mendorong inovasi dan pengembangan produk baja berkualitas tinggi untuk pasar domestik dan internasional. GRP berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk memenuhi permintaan pasar global yang semakin meningkat.
Dengan peningkatan kapasitas produksi dan kualitas produk, GRP siap untuk bersaing di pasar global yang semakin kompetitif. Langkah ini juga menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengembangkan industri hijau dan berkelanjutan.
"Kesepakatan ini memperkuat status GRP sebagai pionir baja rendah karbon di kawasan Asia," ujar Kimin Tanoto. "GRP telah menetapkan standar baru dalam produksi baja berkelanjutan dan menangkap peluang nilai premium hijau yang terus berkembang di pasar." Ia menambahkan bahwa manfaat lingkungan dari teknologi ini sangat signifikan, termasuk nol emisi CO2 langsung, konsumsi energi yang lebih rendah, serta penghapusan proses canai dingin dan annealing, mendorong pengurangan emisi nyata dalam industri baja global.
Dengan adanya teknologi ini, Indonesia semakin memperkuat posisinya dalam pasar baja internasional dan berkontribusi pada upaya global dalam mengurangi emisi karbon.