Gubernur Lampung Siap Cari Solusi Permasalahan Sektor Pertanian
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, berkomitmen mencari solusi untuk permasalahan sektor pertanian, terutama terkait pabrik tapioka yang kurang maksimal dan menjamin kesejahteraan petani.
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menyatakan kesiapannya untuk mencari solusi atas permasalahan yang tengah dihadapi sektor pertanian di Provinsi Lampung. Pernyataan ini disampaikan di Bandarlampung pada Jumat, 7 Maret 2024. Komitmen ini muncul sebagai respon atas berbagai tantangan yang dihadapi petani, khususnya terkait industri pengolahan hasil pertanian.
Salah satu permasalahan utama yang dihadapi adalah kurang maksimalnya operasional beberapa pabrik tapioka. Pabrik-pabrik ini, yang mengolah ubi kayu hasil panen petani, dilaporkan belum beroperasi secara optimal. Hal ini berdampak langsung pada harga jual ubi kayu dan kesejahteraan petani.
"Pemerintah daerah siap membantu dalam meningkatkan sektor pertanian, sekaligus mencarikan solusi atas permasalahan yang terjadi di pertanian," ujar Rahmat Mirzani Djausal. Ia menekankan pentingnya kolaborasi untuk menyelesaikan permasalahan ini dan memastikan sektor pertanian di Lampung tetap menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi daerah.
Mencari Solusi untuk Pabrik Tapioka dan Kesejahteraan Petani
Rahmat Mirzani Djausal menjelaskan lebih lanjut mengenai permasalahan pabrik tapioka yang kurang maksimal. Menurutnya, pabrik-pabrik tersebut mungkin mengalami kerugian akibat harga ubi kayu yang ditetapkan. Untuk itu, ia berjanji akan berkomunikasi dengan pemerintah pusat untuk mencari solusi yang tepat.
"Masalah beberapa pabrik tapioka yang kembali tidak beroperasi atau tutup lagi, ini mungkin karena pabrik merasa merugi dengan harga yang ditetapkan. Nanti kami akan bantu kembali komunikasikan ke pemerintah pusat untuk mencari solusi mengenai permasalahan ini," katanya.
Ia juga menekankan pentingnya diskusi dan kolaborasi antara semua pihak terkait untuk menemukan solusi terbaik. Hal ini penting untuk mencegah kerugian pada semua pihak dan menjaga produktivitas sektor pertanian serta kesejahteraan petani Lampung. "Saya mengimbau agar semua pihak bisa berdiskusi dengan baik terkait ini, untuk memecahkan masalah. Sebab saat ini petani pun harus segera menjual hasil panen, kami akan berupaya mencari solusi terbaik," ucap dia.
Gubernur memastikan bahwa Pemerintah Provinsi Lampung akan terus berupaya untuk memaksimalkan kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Komitmen ini sejalan dengan visi misi Pemerintah Provinsi Lampung periode 2025-2030 yang menempatkan peningkatan sektor pertanian sebagai prioritas utama.
Visi Misi dan Proyeksi Produksi Ubi Kayu
Visi misi Pemerintah Provinsi Lampung periode 2025-2030 menargetkan peningkatan sektor pertanian sebagai sumber pertumbuhan ekonomi daerah. Salah satu poin penting dalam visi misi tersebut adalah menjadikan Lampung sebagai lumbung pangan nasional, mendorong hilirisasi industri dan investasi, serta mewujudkan ekosistem ekonomi berbasis desa.
Pemerintah Provinsi Lampung memproyeksikan peningkatan produksi ubi kayu secara signifikan. Pada tahun 2024, produksi ubi kayu ditargetkan mencapai 7,5 juta ton dari lahan seluas 254 ribu hektare. Angka ini meningkat dari produksi tahun 2023 yang mencapai 7,1 juta ton dari lahan seluas 243 ribu hektare, dan 6,7 juta ton pada tahun 2022.
Peningkatan produksi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan petani. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada solusi atas permasalahan yang dihadapi, terutama terkait operasional pabrik tapioka.
Pemerintah Provinsi Lampung menyadari pentingnya sinergi dan kolaborasi untuk mencapai target produksi dan kesejahteraan petani. Oleh karena itu, komitmen untuk mencari solusi atas permasalahan sektor pertanian menjadi langkah krusial dalam mewujudkan visi misi tersebut.
Dengan komitmen yang kuat dan upaya kolaboratif, diharapkan sektor pertanian di Lampung dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian daerah serta kesejahteraan masyarakatnya. Solusi atas permasalahan yang ada akan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target produksi dan kesejahteraan petani.