Gubernur Maluku Usung Hilirisasi Perikanan: Solusi Ekonomi Maritim
Gubernur Maluku terpilih, Hendrik Lewerissa, mengusung hilirisasi sektor perikanan sebagai solusi untuk meningkatkan perekonomian daerah, mengatasi kerugian dari praktik trans shipment, dan memaksimalkan potensi maritim Maluku.
Gubernur Maluku Terpilih Dorong Hilirisasi Perikanan
Gubernur Maluku terpilih, Hendrik Lewerissa, meluncurkan gagasan besar untuk memajukan perekonomian daerah: hilirisasi sektor perikanan. Inisiatif ini diumumkan di Ambon pada Selasa, 28 Januari, bertujuan memaksimalkan potensi kelautan Maluku yang selama ini belum tergali secara optimal.
Mengapa Hilirisasi Perikanan?
Lewerissa menilai program hilirisasi ini lebih terukur dan terstruktur dibandingkan proyek Lumbung Ikan Nasional (LIN) yang sebelumnya direncanakan di Maluku namun gagal terealisasi. Hilirisasi merupakan proses pengolahan hasil perikanan secara menyeluruh, mulai dari penerimaan hasil tangkapan, penyortiran, pembersihan, pengolahan, pengemasan, hingga distribusi ke konsumen. Proses ini akan meningkatkan nilai tambah produk perikanan, serta menjamin kualitas dan keamanan produk yang dihasilkan.
Bagaimana Hilirisasi Akan Dilakukan?
Hilirisasi mencakup beragam kegiatan, termasuk pengolahan ikan menjadi produk olahan seperti ikan asap, ikan kering, atau ikan kaleng. Pengemasan yang tepat juga krusial untuk menjaga kesegaran dan keamanan produk selama distribusi. Penyimpanan hasil perikanan di fasilitas penyimpanan yang memadai juga menjadi bagian penting dari proses ini. Semua tahapan ini bertujuan meningkatkan pendapatan nelayan dan pelaku usaha perikanan.
Dukungan Infrastruktur dan Kebijakan
Lewerissa menekankan perlunya infrastruktur pendukung yang memadai, seperti pelabuhan perikanan terintegrasi, pasokan listrik yang andal, dan sistem komunikasi yang mumpuni. Ia telah mengusulkan program ini ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), termasuk rencana pembangunan pelabuhan terintegrasi di Maluku. Pelabuhan ini akan mengintegrasikan berbagai layanan untuk mendukung aktivitas ekonomi, perikanan, logistik, dan transportasi secara efisien.
Mengatasi Trans Shipment
Lewerissa juga menyoroti pentingnya menghentikan praktik trans shipment atau alih muatan ikan di laut. Praktik ini mengakibatkan hilangnya potensi pendapatan triliunan rupiah bagi Maluku setiap tahunnya. Ia menjelaskan, "Hasil tangkapan dari Laut Maluku (Aru, Banda, dan lain-lain) tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Maluku, karena sebagian besar nelayan yang beroperasi di laut Aru adalah nelayan Pantura Jawa. Selain itu terjadi transshipment di tengah laut mengakibatkan tidak adanya retribusi ke daerah penghasil, apalagi dengan besar luasan laut Maluku, aparat susah melakukan pengawasan."
Dukungan Pemerintah Daerah
Penjabat Gubernur Maluku, Sadali Ie, menyatakan dukungan penuh terhadap program hilirisasi perikanan. Ia menuturkan, "Karena kita memiliki potensi yang cukup besar, kontribusi produksi perikanan Maluku memberikan 37 persen dari total produksi nasional 12 juta ton artinya dengan potensi ini seharusnya bisa menjadikan Maluku sebagai pusat perikanan nasional."
Kesimpulan
Program hilirisasi perikanan yang digagas Gubernur Maluku terpilih diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan memanfaatkan potensi sumber daya maritim secara maksimal. Dukungan infrastruktur dan kebijakan yang tepat, serta penghentian praktik trans shipment, akan menjadi kunci keberhasilan program ini.