Gubernur NTB Fokus Berdayakan Pedagang Asongan, Dorong Pembentukan Koperasi
Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, berkomitmen meningkatkan kesejahteraan pedagang asongan dengan mendorong pembentukan koperasi dan akses perbankan yang lebih mudah.
Mataram, 7 Maret 2024 - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhammad Iqbal, menyatakan komitmennya untuk memberikan perhatian lebih kepada pedagang asongan dan pedagang kaki lima (PKL) di seluruh wilayah NTB. Pernyataan ini disampaikannya dalam keterangan pers di Mataram, Jumat lalu. Keputusan ini diambil berdasarkan peran penting pedagang asongan dalam roda perekonomian Indonesia, terutama dalam menghadapi krisis ekonomi seperti tahun 1998.
Iqbal menekankan bahwa saat krisis ekonomi melanda, justru pedagang asongan yang mampu menjaga perputaran ekonomi, bukan konglomerat atau pedagang besar. Hal ini menunjukkan ketangguhan dan daya juang mereka yang patut diapresiasi dan didukung. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi NTB akan mengambil langkah nyata untuk memberdayakan kelompok masyarakat ini.
Langkah konkrit yang akan dilakukan adalah transformasi sektor usaha mikro dan ultra mikro (UMKM) yang melibatkan Dinas Koperasi dan Dinas Perdagangan NTB. Pemerintah kabupaten/kota di NTB juga didorong untuk memberikan dukungan penuh terhadap program ini. Selain itu, Gubernur Iqbal juga meminta peran aktif dari sektor perbankan, khususnya Bank NTB Syariah, untuk turut serta memberdayakan pedagang asongan.
Dukungan Perbankan dan Pembentukan Koperasi
Gubernur Iqbal berharap Bank NTB Syariah tidak hanya fokus pada nilai ekonomi semata, tetapi juga memperhatikan nilai sosial. Peningkatan porsi kredit mikro dan ultra mikro, terutama bagi pedagang asongan, menjadi fokus utama. Pemerintah Provinsi NTB akan mendukung upaya ini melalui pelatihan dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) pelaku UMKM agar manfaat program ini dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat.
Lebih lanjut, Gubernur mendorong Asosiasi Pedagang Asongan NTB untuk membentuk koperasi. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat yang menempatkan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945. Pembentukan koperasi diharapkan dapat memperkuat posisi tawar dan meningkatkan kesejahteraan pedagang asongan.
Iqbal mencontohkan negara-negara maju seperti Finlandia, Norwegia, dan Swiss yang memiliki koperasi yang kuat dan berperan penting dalam perekonomian mereka. Ia menyayangkan banyak koperasi di Indonesia yang cenderung mati suri. Menurutnya, masalah utama terletak pada pengelolaan koperasi yang kurang baik. Oleh karena itu, ia berharap Asosiasi Pedagang Asongan NTB (APA NTB) dapat mencari manajer koperasi yang kompeten untuk memastikan keberlanjutan dan kesuksesan koperasi tersebut.
Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas
Pemerintah Provinsi NTB berencana menyelenggarakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan pedagang asongan. Pelatihan ini akan mencakup berbagai aspek, mulai dari manajemen keuangan, pemasaran, hingga pengembangan produk. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing dan pendapatan pedagang asongan.
Selain pelatihan, pemerintah juga akan memfasilitasi akses pedagang asongan terhadap teknologi dan informasi terkini. Hal ini diharapkan dapat membantu mereka dalam menjalankan usahanya secara lebih efektif dan efisien. Dengan demikian, program pemberdayaan pedagang asongan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian NTB.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah, perbankan, dan juga kesadaran dari para pedagang asongan sendiri, diharapkan koperasi pedagang asongan di NTB dapat berkembang dengan pesat dan memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian daerah. Keberhasilan ini akan menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam memberdayakan UMKM dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen nyata pemerintah daerah dalam memperhatikan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di sektor informal. Harapannya, langkah-langkah ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi kehidupan para pedagang asongan di NTB.