Gubernur NTB: Pembangunan NTB Tanpa Sekat Suku, Sasak, Samawa, dan Mbojo Bersatu!
Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, tegaskan pembangunan daerah melibatkan semua suku, menghapus sekat-sekat perbedaan untuk NTB yang lebih baik.
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhammad Iqbal, menegaskan komitmennya untuk membangun NTB tanpa memandang perbedaan suku. Dalam kunjungan kerjanya ke Pulau Sumbawa, beliau menyampaikan pesan persatuan yang kuat, menekankan bahwa pembangunan lima tahun ke depan akan melibatkan semua suku di NTB, termasuk suku Sasak, Samawa, dan Mbojo. Pernyataan ini disampaikan di Mataram pada Sabtu, 22 Maret 2024.
Iqbal menyatakan, "Ke depan, tidak ada lagi Sasak, tidak ada lagi Samawa, tidak ada lagi Bima, yang ada cuma Nusa Tenggara Barat. Tidak ada lagi saya, tidak ada lagi kamu, yang ada cuma kita." Pernyataan ini merefleksikan tekad kuat untuk membangun rasa kebersamaan dan persatuan di tengah keberagaman suku di NTB. Hal ini penting mengingat NTB memiliki tiga suku asli dengan karakteristik dan budaya yang berbeda, yaitu Sasak di Pulau Lombok, Samawa, dan Mbojo di Pulau Sumbawa.
Kunjungan kerja Iqbal ke Pulau Sumbawa, khususnya ke Kota Bima, bertujuan untuk memperkuat komitmen bersama dalam membangun daerah. Beliau bertemu dengan masyarakat dan tokoh publik setempat untuk menumbuhkan semangat persatuan dan optimisme dalam memajukan NTB. Iqbal mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bahu-membahu membangun daerah menuju masa depan yang lebih cerah. Hal ini sejalan dengan visi pembangunan NTB yang inklusif dan berkelanjutan.
Membangun NTB Bersama: Tanpa Sekat Suku dan Asal Usul
Dalam kunjungan kerja tersebut, Gubernur Iqbal menekankan pentingnya menghilangkan sekat-sekat perbedaan suku dalam pembangunan NTB. Beliau secara khusus menyinggung perbedaan antara suku Sasak, Samawa, dan Mbojo, yang selama ini mungkin menjadi pembatas dalam pembangunan. Dengan pernyataan tersebut, Gubernur Iqbal ingin menciptakan rasa persatuan dan kesatuan yang lebih kuat di antara seluruh masyarakat NTB.
Langkah Gubernur Iqbal untuk lebih banyak mengunjungi Pulau Sumbawa, sementara Wakil Gubernur Indah Dhamayanti Putri lebih banyak mengunjungi Pulau Lombok, merupakan strategi untuk menunjukkan kesetaraan dan perhatian terhadap seluruh wilayah NTB. Hal ini juga menunjukkan komitmen untuk membangun NTB secara merata dan berkeadilan.
Pembagian wilayah kunjungan kerja ini, menurut Gubernur Iqbal, memberikan perspektif yang lebih luas tentang kemajemukan masyarakat NTB. Beliau mengungkapkan, "Saya lebih banyak di Pulau Sumbawa, ini supaya orang Sumbawa merasa meskipun saya bukan orang Sumbawa, saya mencintai Sumbawa seperti saya mencintai kampung halaman saya sendiri." Pernyataan ini menunjukkan komitmen dan kepedulian beliau terhadap seluruh masyarakat NTB, tanpa memandang asal usul.
Kekayaan NTB: Sumber Daya Alam dan Adat Istiadat yang Beragam
Gubernur Iqbal juga menyoroti kekayaan alam dan adat istiadat yang beragam di NTB. Beliau menyadari bahwa pembangunan NTB memerlukan komitmen dan kerja sama dari semua pihak. Sumber daya alam yang melimpah harus dikelola dengan bijak dan berkelanjutan, untuk kesejahteraan seluruh masyarakat NTB. Keberagaman adat istiadat juga harus dijaga dan dilestarikan sebagai kekayaan budaya bangsa.
Gubernur Iqbal berharap dukungan dan doa dari seluruh masyarakat NTB dalam menjalankan tugasnya. Beliau berkomitmen untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang ada di NTB, termasuk di Kota Bima dan Kabupaten Bima. Beliau optimistis bahwa dengan kerja sama dan tekad yang kuat, NTB dapat menjadi lebih baik. "Insyaallah kalau kita yakin bahwa kita bisa membuat Nusa Tenggara Barat lebih baik, maka Nusa Tenggara Barat benar-benar menjadi lebih baik," katanya.
Pembangunan NTB yang inklusif dan berkelanjutan membutuhkan partisipasi aktif dari semua elemen masyarakat. Dengan menghilangkan sekat-sekat perbedaan suku dan asal usul, NTB akan mampu mewujudkan visi pembangunan yang lebih maju dan sejahtera bagi seluruh warganya.