Harimau Sumatera Masuk Jebak di Pelalawan, Satu Korban Jiwa Dilaporkan
Seekor harimau Sumatera yang menyebabkan kematian seorang pekerja di Pelalawan, Riau, berhasil ditangkap setelah masuk ke dalam kandang jebak yang dipasang BBKSDA Riau.
Seorang pekerja perawatan hutan di Pelalawan, Riau, menjadi korban serangan harimau Sumatera pada Kamis, 13 Maret 2024. Korban, laki-laki berusia 50 tahun, ditemukan meninggal dunia dengan luka cakaran di kepala, leher, dan paha. Kejadian ini mendorong Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau untuk segera bertindak dan memasang jebakan untuk menangkap harimau tersebut.
Dua hari kemudian, tepatnya Minggu, 16 Maret 2024, harimau Sumatera tersebut berhasil masuk ke dalam kandang jebak yang dipasang di lokasi kejadian. Tim BBKSDA Riau langsung melakukan evakuasi menggunakan kendaraan air menuju 'camp' pekerja, sebelum akhirnya memindahkan harimau ke kandang habituasi. Langkah ini diambil sebagai persiapan sebelum harimau tersebut dilepasliarkan kembali ke alam.
Kepala BBKSDA Riau, Genman Hasibuan, menjelaskan kronologi kejadian dan upaya penangkapan harimau. Ia menekankan pentingnya koordinasi dengan pihak perusahaan pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) dalam menangani konflik satwa liar ini. "Dua hari setelah kejadian Kamis (13/3), pada Minggu 16 Maret 2024, harimau sumatera ditemukan masuk dalam kandang jebak (Boxtrap) yang dipasang pada lokasi," kata Genman Hasibuan.
Penangkapan dan Langkah Pencegahan
Setelah menerima laporan mengenai konflik satwa, BBKSDA Riau langsung menurunkan Unit Penyelamatan Satwa (UPS) untuk melakukan kajian dan memasang dua unit kandang jebak di lokasi kejadian dan dekat 'camp' pekerja. Pemasangan kamera jebak juga dilakukan untuk memantau pergerakan harimau. Selain itu, sosialisasi kepada para pekerja dan patroli bersama juga dilakukan sebagai upaya pencegahan.
Genman Hasibuan menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah konflik serupa di masa mendatang. "Sebagai tindakan pencegahan, untuk beberapa waktu ke depan BBKSDA Riau meningkatkan patroli di area rawan konflik, melakukan edukasi kepada masyarakat tentang cara bertindak bilamana bertemu satwa harimau sumatera, serta mendorong penerapan sistem peringatan dini di sekitar wilayah yang berbatasan dengan habitat satwa liar," ujarnya.
Proses evakuasi harimau dari lokasi jebakan hingga ke kandang habituasi dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan keselamatan satwa dan tim evakuasi. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen BBKSDA Riau dalam menangani konflik satwa liar dan melindungi kelestarian harimau Sumatera.
Kondisi Harimau dan Rencana Pelepasliaran
Setelah dievakuasi, kondisi harimau Sumatera tersebut akan diperiksa dan dipantau oleh tim medis hewan. BBKSDA Riau akan memastikan bahwa harimau tersebut dalam keadaan sehat dan siap untuk dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya. Proses pelepasliaran akan dilakukan setelah harimau dinyatakan pulih dan aman untuk kembali ke alam liar.
Pelepasliaran ini akan dilakukan di lokasi yang telah ditentukan dan dianggap aman untuk harimau Sumatera. Lokasi tersebut akan dipertimbangkan berdasarkan kondisi habitat dan minimnya potensi konflik dengan manusia. BBKSDA Riau akan terus memantau pergerakan harimau setelah dilepasliarkan untuk memastikan keberhasilan proses rehabilitasi dan mencegah konflik di masa mendatang.
Proses rehabilitasi dan pelepasliaran harimau Sumatera ini merupakan langkah penting dalam upaya konservasi satwa langka tersebut. BBKSDA Riau berharap kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih peduli terhadap kelestarian habitat harimau Sumatera dan mencegah konflik antara manusia dan satwa liar.
Langkah-langkah pencegahan yang dilakukan BBKSDA Riau, seperti peningkatan patroli, edukasi masyarakat, dan penerapan sistem peringatan dini, diharapkan dapat meminimalisir kejadian serupa di masa mendatang. Kerjasama antara BBKSDA Riau, perusahaan pemegang PBPH, dan masyarakat sangat penting untuk keberhasilan upaya konservasi harimau Sumatera.
Kesimpulan
Kejadian ini menyoroti pentingnya upaya konservasi dan pengelolaan habitat harimau Sumatera untuk mencegah konflik dengan manusia. Dengan kerja sama dan langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan konflik serupa dapat dihindari di masa mendatang dan kelestarian harimau Sumatera dapat terjaga.