IAKMI: Cek Kesehatan Gratis Perlu Digenjot, Didukung Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menilai program Cek Kesehatan Gratis (CKG) perlu dimaksimalkan dengan promosi kesehatan dan kebijakan pencegahan penyakit untuk hasil yang optimal.
Jakarta, 4 Maret 2024 (ANTARA) - Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menekankan pentingnya integrasi program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dengan strategi promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Hal ini disampaikan dalam rapat dengar pendapat umum dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta, Selasa lalu. Menurut IAKMI, CKG, atau yang juga dikenal sebagai Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG), hanya akan efektif jika dibarengi dengan upaya yang lebih komprehensif.
Ketua Umum Pengurus Pusat IAKMI, Dedi Supratman, mengungkapkan bahwa upaya promotif dan preventif kesehatan di Indonesia masih belum optimal. CKG, menurutnya, bisa menjadi titik awal yang baik, namun keberhasilannya bergantung pada dukungan program lain yang saling melengkapi. Ia menjelaskan bahwa program ini tidak bisa berdiri sendiri dan memerlukan sinergi yang kuat.
"Promosi kesehatan dan juga specific protection itu harus mesti jalan," tegas Dedi, menekankan pentingnya pendekatan ganda ini. Ia menambahkan bahwa keberhasilan CKG dalam menurunkan angka penyakit bergantung pada kesuksesan program promosi kesehatan dan pencegahan penyakit secara menyeluruh.
Pentingnya Promosi Kesehatan dan Perlindungan Spesifik
Dedi Supratman menjelaskan bahwa promosi kesehatan bukan hanya sekadar iklan layanan masyarakat atau sosialisasi. Lebih dari itu, promosi kesehatan yang efektif harus melibatkan pemberdayaan masyarakat, mendorong mereka untuk mengadopsi gaya hidup sehat. Hal ini memerlukan edukasi dan kampanye yang berkelanjutan dan terarah.
Selain promosi kesehatan, IAKMI juga menyoroti pentingnya specific protection atau perlindungan spesifik. Ini berarti adanya regulasi dan kebijakan yang secara aktif mencegah munculnya penyakit tertentu. Contohnya, pengendalian diabetes membutuhkan regulasi yang ketat terhadap makanan dan minuman manis, termasuk penerapan cukai untuk mengurangi konsumsinya.
"Kalau kita misalnya ingin mengendalikan diabetes tapi regulasinya tidak kita buat, makanan dan minuman yang berpemanis kita tidak berikan cukai sehingga bisa dikonsumsi dengan bebas, pasti angkanya makin tinggi," jelas Dedi. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan holistik yang melibatkan berbagai sektor, bukan hanya sektor kesehatan.
IAKMI menekankan bahwa promosi kesehatan dan perlindungan spesifik harus dilakukan *sebelum* screening kesehatan. Dengan kata lain, upaya pencegahan harus menjadi prioritas utama, sebelum berfokus pada deteksi dini penyakit.
Dukungan untuk Tenaga Kesehatan Masyarakat
IAKMI juga berharap adanya dukungan penuh terhadap tenaga kesehatan masyarakat. Mereka berperan krusial dalam upaya pencegahan penyakit, jauh sebelum pasien memerlukan perawatan medis. Peran mereka dalam edukasi, sosialisasi, dan pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk keberhasilan program CKG dan upaya kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Tenaga kesehatan masyarakat berada di garis depan dalam mempromosikan kesehatan dan mencegah penyakit. Oleh karena itu, dukungan berupa pelatihan, sumber daya, dan pengakuan atas peran mereka sangatlah penting. Dengan demikian, mereka dapat bekerja secara efektif dalam mencapai tujuan kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Dengan kata lain, keberhasilan program CKG tidak hanya bergantung pada pemeriksaan kesehatan gratis itu sendiri, tetapi juga pada komitmen pemerintah dan masyarakat dalam menerapkan gaya hidup sehat melalui promosi kesehatan dan perlindungan spesifik. Hal ini memerlukan kerja sama lintas sektor dan komitmen jangka panjang untuk mencapai hasil yang signifikan dan berkelanjutan.