IKM: Mesin Pencipta Lapangan Kerja Baru di Indonesia
Industri Kecil Menengah (IKM) di Indonesia terbukti menjadi penopang utama perekonomian nasional dengan menyerap lebih dari 13 juta tenaga kerja dan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi.
Jakarta, 10 Maret 2024 - Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Reni Yanita, mengungkapkan peran krusial Industri Kecil Menengah (IKM) dalam menciptakan lapangan kerja baru di Indonesia. Dengan jumlah unit usaha mencapai 4,5 juta, IKM menyumbang 99,77 persen dari total unit usaha industri dan menyerap 65,52 persen tenaga kerja sektor industri, atau sekitar 13,11 juta orang. Pertumbuhan IKM ini memberikan dampak positif signifikan terhadap perekonomian nasional.
Kontribusi IKM terhadap penyerapan tenaga kerja menjadi sorotan utama, terutama di tengah tantangan yang dihadapi berbagai industri besar. Keberadaan IKM yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia terbukti mampu menciptakan lapangan kerja baru dan berkontribusi positif pada sektor manufaktur. Hal ini menunjukkan daya tahan dan fleksibilitas IKM dalam menghadapi dinamika ekonomi.
Kemenperin menyadari pentingnya peran IKM dan berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi nasional melalui berbagai program pengembangan. Dengan demikian, IKM diharapkan dapat semakin produktif dan menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Penguatan IKM melalui Program Scaling Up Brand dan Pelatihan
Sebagai bentuk dukungan nyata, Kemenperin melalui Direktorat Jenderal IKMA menjalankan program peningkatan pasar jenama atau scaling up brand dengan memanfaatkan platform digital. Strategi ini bertujuan untuk memperluas jangkauan pasar IKM dan meningkatkan daya saing produk mereka di pasar global. Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan membuka peluang kerja baru.
Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) Kemenperin berperan aktif dalam program ini dengan memberikan pelatihan daring kepada pelaku IKM, khususnya di bidang fesyen dan kriya. Pelatihan tidak hanya fokus pada peningkatan keterampilan produksi, tetapi juga mencakup pengembangan soft skill seperti kepemimpinan dan perencanaan bisnis berkelanjutan. Kombinasi hard skill dan soft skill ini diharapkan dapat menghasilkan pengusaha IKM yang lebih tangguh dan kompetitif.
Kepala BPIFK, Dickie Sulistya, menjelaskan pentingnya pengembangan hard skill dan soft skill bagi keberhasilan usaha. Hard skill berkaitan dengan kemampuan produksi, sementara soft skill mencakup pengelolaan usaha agar menguntungkan dan berkelanjutan. Dengan pelatihan yang komprehensif, diharapkan para pelaku IKM dapat meningkatkan kualitas produk dan manajemen bisnis mereka.
BPIFK juga memiliki program Inkubator Bisnis Kreatif (CBI) sebagai program akselerasi bisnis untuk IKM fesyen dan kriya. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas usaha dan membantu IKM naik kelas. Melalui program-program ini, Kemenperin berupaya untuk memberdayakan IKM dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Strategi Kemenperin dalam Mendukung Pertumbuhan IKM
Kemenperin menerapkan berbagai strategi untuk mendukung pertumbuhan IKM dan menciptakan lapangan kerja. Salah satunya adalah dengan fokus pada peningkatan kapasitas dan kapabilitas para pelaku IKM melalui pelatihan dan pendampingan. Program-program tersebut difokuskan pada peningkatan kualitas produk, manajemen bisnis, dan akses pasar.
Selain pelatihan, Kemenperin juga memfasilitasi akses pembiayaan bagi IKM melalui berbagai skema kredit dan insentif. Hal ini bertujuan untuk membantu IKM mengembangkan usahanya dan meningkatkan produktivitas. Kemenperin juga mendorong kolaborasi antara IKM dengan industri besar untuk menciptakan rantai pasok yang kuat dan berkelanjutan.
Dengan berbagai strategi tersebut, Kemenperin optimistis IKM dapat terus tumbuh dan berkembang, sehingga dapat berkontribusi lebih besar dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung IKM agar menjadi pilar utama perekonomian Indonesia.
"Jika IKM dapat tumbuh dan berkembang, tentu akan meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi nasional," kata Reni Yanita.
Kemenperin juga berupaya untuk meningkatkan daya saing produk IKM di pasar internasional melalui promosi dan partisipasi dalam pameran dagang internasional. Hal ini bertujuan untuk memperluas pasar ekspor IKM dan meningkatkan pendapatan para pelaku IKM.