Indonesia dan Prancis Perkuat Kerja Sama Ekonomi di Usia 75 Tahun Hubungan Diplomatik
Menko Airlangga Hartarto dan Menteri Ekonomi dan Keuangan Prancis, Eric Lombard, sepakat memperkuat kerja sama ekonomi bilateral, termasuk investasi di sektor energi hijau dan infrastruktur, serta dukungan Prancis terhadap industri kelapa sawit berkelanju
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, baru-baru ini bertemu dengan Menteri Ekonomi dan Keuangan Prancis, Eric Lombard, di Paris. Pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi antara kedua negara, dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Prancis.
Dalam pertemuan tersebut, Menko Airlangga meminta dukungan Prancis untuk membantu Indonesia mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen secara bertahap dan mewujudkan cita-cita menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita yang lebih tinggi. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama yang saling menguntungkan, bukan hanya sebatas pembelian peralatan militer Indonesia dari Prancis senilai 11 miliar euro.
Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi kedua negara untuk meningkatkan kerja sama ekonomi. Kunjungan Menko Airlangga ke Prancis menandai komitmen Indonesia untuk memperluas kerja sama di berbagai sektor, sekaligus menunjukkan potensi besar Indonesia sebagai mitra ekonomi yang strategis bagi Prancis.
Kerja Sama di Sektor Strategis
Beberapa proyek kerja sama potensial dibahas dalam pertemuan tersebut, antara lain proyek hidrogen HDF Energy di Sumba yang berkolaborasi dengan PT PLN, kerja sama industri satelit melalui Thales, dan pembangunan jalur kereta api dengan skema pendanaan dari Prancis. Prancis juga akan berkontribusi dalam pengembangan infrastruktur LRT di Bandung, Jawa Barat.
Investasi Prancis yang signifikan di Indonesia telah dimulai oleh Eramet Group, yang sedang mengembangkan bisnisnya di rantai nilai baterai kendaraan listrik (EV) berbasis nikel dengan memanfaatkan sumber daya di Teluk Weda, Halmahera Tengah, Maluku Utara. Kolaborasi Eramet Group dengan perusahaan China ini meliputi pengolahan dan hilirisasi mineral strategis untuk mendorong ekosistem EV yang lebih berkelanjutan.
Menko Airlangga juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Prancis atas dukungannya terhadap penundaan implementasi peraturan Uni Eropa tentang produk bebas deforestasi (EUDR) hingga akhir 2025. Hal ini memberikan ruang bagi Indonesia untuk menyeimbangkan kepentingan nasional dengan Uni Eropa.
Dukungan untuk Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan
Menko Airlangga juga menyoroti pentingnya memperkuat industri kelapa sawit (CPO) sebagai salah satu sektor utama penyumbang perekonomian Indonesia. Ia mengajak Prancis untuk mendukung komitmen Indonesia dalam menerapkan standar keberlanjutan yang diakui secara global, khususnya dalam industri CPO.
Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis guna mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara. “Pertemuan bilateral ini menegaskan komitmen kedua negara untuk memperkuat kemitraan ekonomi. Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Prancis yang telah mencapai 75 tahun pada tahun ini diharapkan menjadi peluang untuk meluncurkan program kerja sama baru antara kedua negara,” ujar Menko Airlangga.
Secara keseluruhan, pertemuan ini menandai babak baru dalam kerja sama ekonomi Indonesia-Prancis. Kesepakatan yang terjalin diharapkan dapat memberikan manfaat signifikan bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara, khususnya dalam pengembangan energi terbarukan, infrastruktur, dan industri berkelanjutan.