Indonesia Dorong Penguasaan AI: Bukan Sekadar Pengguna, tapi Pengembang!
Pemerintah Indonesia mendorong warganya untuk tidak hanya menjadi pengguna AI, tetapi juga pengembang dan wirausahawan AI demi kedaulatan digital nasional.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menekankan pentingnya Indonesia untuk tidak hanya menjadi pengguna kecerdasan buatan (AI), tetapi juga menjadi pengembang dan wirausahawan AI. Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah pertemuan tingkat menteri di Jakarta pada Selasa, 29 April 2024.
"Indonesia tidak boleh hanya menjadi pengguna AI, tetapi juga harus menjadi pengguna AI yang cerdas, dan mampu menjadi pengembang AI yang cerdas dan wirausahawan AI yang cerdas," tegas Pratikno. Ia menyoroti perkembangan teknologi AI yang sangat pesat dan dampaknya yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan. Perkembangan AI, menurutnya, bukan hanya terjadi setiap bulan, tetapi bahkan setiap minggu.
Lebih lanjut, Pratikno menjelaskan bahwa AI meningkatkan produktivitas dan akurasi pekerjaan manusia, termasuk dalam penelitian dan analisis. Namun, ia juga menekankan pentingnya sikap bijak dan kritis dalam penggunaan AI. AI, menurutnya, bukanlah teknologi yang sepenuhnya netral dan perlu dikelola untuk memaksimalkan manfaat serta meminimalkan dampak negatifnya.
Penguasaan AI: Upaya Pemerintah dan Peran Masyarakat
Pemerintah Indonesia menyadari pentingnya pengembangan AI yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Salah satu langkah yang dilakukan adalah peningkatan literasi digital sejak usia dini. Kurikulum pendidikan dasar hingga menengah telah dipersiapkan untuk memperkuat kemampuan logika, numerasi, dan berpikir kritis para pelajar.
"Ini untuk menciptakan fondasi yang kuat sehingga generasi muda dapat menjadi pengguna AI yang bijak dan pengembang AI di masa depan," jelas Pratikno. Dukungan dari perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan dunia usaha juga dianggap krusial untuk menghasilkan talenta unggul di bidang AI.
Pratikno juga menekankan pentingnya kedaulatan AI bagi Indonesia. Hal ini untuk memastikan pengelolaan data nasional tetap aman dan relevan dengan konteks lokal. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya bergantung pada teknologi AI dari negara lain, tetapi juga mampu mengembangkan dan mengendalikan teknologi tersebut sesuai kebutuhan nasional.
Kesiapan SDM dan Tantangan ke Depan
Perkembangan pesat teknologi AI menuntut kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Indonesia perlu mempersiapkan generasi penerus yang tidak hanya mampu menggunakan AI, tetapi juga mengembangkan dan berinovasi di bidang ini. Hal ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta.
Tantangan ke depan adalah bagaimana menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pengembangan AI di Indonesia. Pemerintah perlu menyediakan infrastruktur yang memadai, mendorong riset dan inovasi, serta memberikan insentif bagi para pengembang AI. Selain itu, perlu juga diperhatikan aspek etika dan keamanan dalam pengembangan dan penggunaan AI.
Dengan penguasaan teknologi AI, Indonesia diharapkan mampu bersaing di tingkat global dan memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, hal ini membutuhkan komitmen dan kerja keras dari seluruh pihak yang terlibat.
Kesimpulan
Penguasaan AI tidak hanya penting untuk kemajuan teknologi Indonesia, tetapi juga untuk menjaga kedaulatan digital dan memastikan pemanfaatan AI yang bertanggung jawab dan bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, upaya untuk mendorong pengembangan AI di Indonesia perlu terus ditingkatkan dan didukung oleh semua pihak.