Inalum Terima Pengiriman Perdana Alumina, Langkah Strategis Menuju Swasembada Aluminium
PT Inalum resmi menerima pengiriman perdana alumina dari PT BAI, menandai langkah signifikan dalam hilirisasi industri aluminium Indonesia dan mengurangi ketergantungan impor.

PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menorehkan sejarah baru dalam industri aluminium nasional. Pada Selasa, 29 April 2024, di Kuala Tanjung, Inalum menerima pengiriman perdana alumina sebanyak 21.000 ton dari PT Borneo Alumina Indonesia (BAI). Kejadian ini menandai tonggak penting dalam program hilirisasi nasional, mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor alumina dan memperkuat ketahanan industri dalam negeri. Pengiriman ini merupakan hasil nyata sinergi antar BUMN di bawah naungan Mind ID, sebuah kolaborasi yang melibatkan PT Antam sebagai pemasok bauksit, PT BAI sebagai pengolah bauksit menjadi alumina, dan PT Inalum sebagai produsen aluminium. Distribusi alumina dari PT BAI ke Inalum didukung oleh Sinergi Mitra Lestari.
Direktur Utama PT Inalum, Ilhamsyah Mahendra, menyatakan bahwa pengiriman perdana alumina ini merupakan contoh nyata kolaborasi ideal antar BUMN. "Bauksit dari PT Antam, diproses oleh PT. BAI menjadi alumina, kemudian diolah oleh PT Inalum menjadi aluminium. Distribusinya didukung Sinergi Mitra Lestari. Ini contoh kolaborasi ideal," katanya. Ia menegaskan bahwa pengiriman alumina dari PT BAI akan dilakukan secara berkala hingga kapasitas produksi mencapai 100 persen, sehingga ketergantungan terhadap impor akan berkurang drastis dan suplai domestik meningkat secara signifikan. Proyek ini juga diproyeksikan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah sebesar 1 persen per tahun dan menyerap hingga 1.500 tenaga kerja di Kalimantan Barat.
Lebih lanjut, proyek ini selaras dengan tiga poin utama program Asta Cita Presiden Prabowo, yaitu penciptaan lapangan kerja, penguatan Sumber Daya Manusia (SDM), dan industrialisasi. Saat ini, PT Inalum telah memenuhi 70 persen kebutuhan aluminium domestik, mengekspor sisanya sebesar 30 persen. "Kami harap pengiriman kedua akan lebih optimal. Ini adalah awal dari pelaksanaan proyek strategis lain yang sudah direncanakan," tambah Ilhamsyah Mahendra. Direktur Pengembangan Usaha PT Inalum, Melati Sarnita, menekankan bahwa ini merupakan kali pertama Indonesia memiliki sumber alumina dalam negeri, menandai langkah besar menuju kemandirian industri aluminium. "Kita sekarang hampir memiliki seluruh rantai pasok untuk produksi aluminium secara nasional," ujarnya.
Hilirisasi Menuju Swasembada Aluminium
Pengiriman perdana alumina dari PT BAI ke Inalum merupakan bukti nyata bahwa hilirisasi bukan hanya wacana, melainkan strategi konkret untuk memperkuat ketahanan industri nasional. Integrasi ekosistem dari hulu hingga hilir ini membawa Indonesia semakin dekat menuju swasembada aluminium. Dengan pasokan alumina dalam negeri yang terjamin, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan daya saing di pasar internasional. Langkah ini juga berdampak positif terhadap perekonomian nasional, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
Keberhasilan ini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antar BUMN dapat menghasilkan dampak yang signifikan bagi perekonomian nasional. Kolaborasi yang terintegrasi ini memastikan efisiensi dan efektivitas dalam rantai pasok, sehingga Indonesia dapat bersaing secara global dalam industri aluminium. Dengan dukungan pemerintah dan komitmen dari seluruh pihak yang terlibat, Indonesia semakin optimis untuk mencapai swasembada aluminium dan memperkuat posisi di pasar internasional.
Program hilirisasi ini tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada aspek sosial dan lingkungan. Penciptaan lapangan kerja dan peningkatan taraf hidup masyarakat di sekitar area operasional menjadi prioritas utama. Selain itu, upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan juga menjadi perhatian penting dalam pelaksanaan proyek ini. Dengan pendekatan yang berkelanjutan, Indonesia dapat memastikan bahwa pembangunan industri aluminium berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun telah mencapai tonggak penting, masih ada tantangan yang perlu dihadapi dalam perjalanan menuju swasembada aluminium. Salah satu tantangannya adalah menjaga konsistensi pasokan alumina dari PT BAI agar dapat memenuhi kebutuhan PT Inalum secara berkelanjutan. Selain itu, perlu adanya inovasi dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing industri aluminium Indonesia di pasar global. Pemerintah juga perlu terus memberikan dukungan dan kebijakan yang kondusif bagi pengembangan industri ini.
Dengan komitmen dan kerja keras dari seluruh pihak yang terlibat, Indonesia optimis dapat mengatasi tantangan tersebut. Keberhasilan pengiriman perdana alumina ini menjadi momentum untuk terus mendorong hilirisasi industri dan mencapai swasembada aluminium. Hal ini akan memperkuat ketahanan ekonomi nasional dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Ke depan, diharapkan akan ada lebih banyak kolaborasi antar BUMN untuk mendukung pengembangan industri strategis lainnya di Indonesia.
Secara keseluruhan, penerimaan alumina perdana oleh Inalum merupakan langkah monumental menuju kemandirian industri aluminium Indonesia. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dan BUMN dalam mendorong hilirisasi dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Dengan sinergi yang kuat dan strategi yang tepat, Indonesia semakin dekat untuk mencapai swasembada aluminium dan menjadi pemain utama di pasar global.