Indonesia Dukung Penuh Pemulihan Suriah Menuju Negara yang Lebih Demokratis
Indonesia secara penuh mendukung upaya rakyat Suriah membangun kembali negara yang lebih demokratis dan inklusif, ditandai dengan dukungan terhadap kembalinya Suriah ke OKI.
Indonesia menyatakan dukungan penuhnya terhadap upaya rakyat Suriah dan pemerintahan baru dalam membangun kembali negara tersebut menjadi lebih demokratis dan inklusif. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi, dalam Konferensi Tingkat Menteri Luar Biasa (KTM-LB) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jeddah, Arab Saudi, pada Jumat (7/3).
Pernyataan Menlu RI tersebut disampaikan di tengah Konferensi Tingkat Menteri Luar Biasa OKI. Dalam konferensi tersebut, Indonesia menekankan pentingnya proses politik yang dipimpin dan dimiliki oleh rakyat Suriah sendiri, atau yang sering disebut dengan istilah Syrian-led and Syrian-owned. Dukungan ini menjadi bukti nyata komitmen Indonesia terhadap kedaulatan dan hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat Suriah.
Kembalinya Suriah ke dalam keanggotaan OKI setelah ditangguhkan sejak 2012 juga disambut baik oleh Indonesia. Penangguhan keanggotaan Suriah tersebut terjadi akibat meningkatnya kekerasan rezim Bashar Al-Assad terhadap rakyatnya pada awal perang saudara, seperti yang tercatat dalam sejarah OKI. Pemulihan keanggotaan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi proses pemulihan Suriah.
Dukungan Indonesia terhadap Pemulihan Suriah
Dalam KTM-LB OKI, negara-negara anggota menyetujui resolusi mengenai pemulihan keanggotaan Suriah. Resolusi ini menjadi resolusi kedua yang disahkan setelah resolusi mengenai situasi Palestina. Menlu RI menilai pemulihan status keanggotaan Suriah akan memberikan manfaat besar dalam upaya pemulihan kondisi di Suriah dan masa depan negara tersebut.
Selain mendukung pemulihan Suriah, Menlu RI juga mendesak OKI untuk terus memperjuangkan penarikan penuh dan segera pasukan militer Israel dari wilayah Suriah. Hal ini menunjukkan konsistensi Indonesia dalam memperjuangkan perdamaian dan keadilan internasional.
KTM-LB OKI dihadiri oleh 46 negara anggota, dengan 27 negara diwakili oleh menteri luar negeri masing-masing. Kehadiran Menlu dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Arab Saudi, Malaysia, Maroko, dan Turki, menunjukkan tingginya perhatian internasional terhadap situasi di Suriah.
Langkah-langkah Indonesia Terkait Situasi Palestina
Dalam kesempatan yang sama, Menlu RI juga menyampaikan tiga langkah kunci dalam merespons situasi di Palestina. Ketiga langkah tersebut meliputi: menjamin berlanjutnya gencatan senjata dan kepatuhan terhadapnya; memastikan pemulihan dan rekonstruksi Gaza dilakukan sesuai kepentingan rakyat Palestina tanpa relokasi paksa; dan memperkuat upaya realisasi solusi dua negara.
Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mendukung perdamaian dan penyelesaian konflik di Palestina. Indonesia berharap agar langkah-langkah tersebut dapat berkontribusi pada terciptanya perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut.
Secara keseluruhan, pernyataan dan tindakan Indonesia dalam KTM-LB OKI menunjukkan komitmen yang kuat terhadap perdamaian, demokrasi, dan kedaulatan negara. Dukungan penuh terhadap pemulihan Suriah dan penyelesaian konflik di Palestina mencerminkan peran aktif Indonesia dalam kancah internasional.