Indonesia Perlu Tingkatkan Teknologi Peralatan Tempur, Belajar dari Konflik India-Pakistan
Konflik India-Pakistan menyoroti pentingnya peningkatan teknologi peralatan tempur Indonesia untuk menjaga daya tawar di kancah global, menurut Anggota BKSAP DPR RI Syahrul Aidi Maazat.
Jakarta, 16 Mei 2024 - Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Syahrul Aidi Maazat, menekankan perlunya Indonesia meningkatkan kemampuan teknologi peralatan tempurnya. Pernyataan ini disampaikan menanggapi konflik antara India dan Pakistan yang menunjukkan betapa pentingnya kekuatan teknologi persenjataan dalam pertempuran modern.
Syahrul menjelaskan bahwa konflik tersebut bukan hanya pertikaian teritorial, melainkan juga perang teknologi persenjataan. Pakistan, misalnya, banyak mendapat dukungan teknologi tempur dari China, sementara India didukung oleh Amerika Serikat dan Rusia. Hal ini menunjukkan bagaimana persaingan kekuatan global juga tercermin dalam konflik bersenjata.
"Tentunya perlu berpikir bahwasannya Indonesia memiliki peralatan tempur juga," ujar Syahrul dalam pesan video yang diterima di Jakarta, Jumat. Ia menyoroti dominasi teknologi tempur China pasca-konflik India-Pakistan, dan menganggap Indonesia perlu mempertimbangkan kerja sama dengan China dalam meningkatkan kemampuan militernya.
Pentingnya Peningkatan Teknologi Peralatan Tempur Indonesia
Syahrul mengamini kemenangan Pakistan dalam pertempuran melawan India, dan melihatnya sebagai indikasi kekuatan teknologi tempur yang dimiliki China. Ia berpendapat bahwa peningkatan kerja sama dengan China dapat meningkatkan daya gentar Indonesia di mata negara lain.
Namun, ia juga menekankan pentingnya diversifikasi dukungan, bukan hanya bergantung pada satu negara saja, seperti China atau Amerika Serikat. Indonesia perlu memiliki strategi yang lebih seimbang agar memiliki daya tawar yang lebih kuat dalam percaturan global.
"Contohnya, Arab Saudi hubungan dengan Amerika-nya kuat, tetapi dia jalin hubungan dengan China-nya juga kuat sehingga daya tawarnya akan naik. Begini, kalau kita punya hanya satu senjata kan daya tawar kita kan lemah," jelasnya. Hal ini menunjukkan pentingnya strategi diplomasi dan kemiliteran yang terintegrasi.
Konflik India-Pakistan dan Dampak Globalnya
Selain soal peralatan militer, Syahrul juga menyoroti dampak konflik India-Pakistan terhadap stabilitas regional dan global. Konflik ini telah menyebabkan keterbelahan di Timur Tengah dan Asia. Ketegangan meningkat setelah India melancarkan Operasi Sindoor pada 7 Mei, menargetkan lokasi yang disebut sebagai basis teroris di Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan.
Operasi tersebut diluncurkan sebagai balasan atas serangan teroris di dekat Pahalgam pada 22 April yang dituduhkan kepada Pakistan. India mengklaim telah melumpuhkan 70 teroris, sementara Pakistan melaporkan korban jiwa dan luka-luka di pihak sipil. Pakistan juga melakukan serangan balasan, menargetkan instalasi militer India.
Meskipun saat ini kedua negara telah sepakat untuk gencatan senjata, konflik ini menyoroti pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan Indonesia dalam menghadapi dinamika geopolitik yang kompleks. Perlu diingat bahwa konflik ini juga melibatkan teknologi persenjataan canggih dari berbagai negara, yang menunjukkan kompleksitas tantangan keamanan global saat ini.
Indonesia, sebagai negara yang mengedepankan perdamaian, perlu memiliki kekuatan militer yang memadai dan teknologi yang mutakhir untuk menjaga kedaulatan dan keamanan nasional. Peningkatan kemampuan teknologi peralatan tempur bukan hanya soal kekuatan militer semata, melainkan juga soal posisi tawar Indonesia dalam menjaga perdamaian dan stabilitas regional.