Indonesia-Singapura Jalin Kerja Sama Pembangunan Keluarga Sejahtera
Indonesia dan Singapura sepakat menjalin kerja sama pembangunan keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meliputi kolaborasi program dan peningkatan kapasitas.
Jakarta, 18 Maret 2024 - Pemerintah Indonesia dan Singapura resmi menjalin kerja sama dalam pembangunan keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kedua negara. Kerja sama ini diumumkan setelah Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, bertemu dengan Menteri Sosial dan Pembangunan Keluarga Singapura, Masagos Zulkifli, di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta.
Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk saling berkolaborasi dalam berbagai program pembangunan keluarga. Meskipun kedua negara memiliki perbedaan jumlah penduduk, sistem pemerintahan, dan budaya, banyak kesamaan yang dapat dijadikan dasar kerja sama. Mendukbangga Wihaji menekankan pentingnya kolaborasi ini, khususnya dalam kajian pembangunan keluarga, mengingat komitmen bersama untuk kesejahteraan keluarga.
Kerja sama ini mencakup berbagai aspek, termasuk pembangunan keluarga di perkotaan. Indonesia dan Singapura berencana melibatkan negara-negara Asia lainnya, seperti Filipina, yang juga memiliki komitmen kuat terhadap pembangunan keluarga. Hal ini menunjukkan upaya bersama untuk saling belajar dan berbagi praktik terbaik dalam membangun keluarga yang sejahtera.
Kerja Sama Konkret Pembangunan Keluarga
Beberapa bentuk kerja sama yang akan dijalankan antara lain pengembangan kapasitas tenaga layanan keluarga, peningkatan kualitas gizi masyarakat, pengembangan kewirausahaan sosial bagi pemuda Indonesia, dan peningkatan tata kelola urbanisasi. Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat di kedua negara.
Pemerintah Singapura, diwakili oleh Menteri Masagos Zulkifli, menjelaskan fokus mereka pada upaya preventif atau pencegahan, bukan hanya kuratif atau pengobatan. Oleh karena itu, anggaran negara Singapura sebagian besar dialokasikan untuk sektor sosial, pendidikan, perumahan, dan kesehatan. Hal ini sejalan dengan komitmen untuk mencegah masalah keluarga sebelum muncul.
Salah satu program unggulan Singapura adalah family coach, yang secara proaktif mengunjungi keluarga baru untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi permasalahan. Program ini menargetkan keluarga yang tinggal di rumah sewa atau memiliki pendapatan rendah sebagai indikator awal potensi kesulitan. Dengan pendekatan ini, Singapura berupaya memberikan dukungan sejak dini agar keluarga dapat berkembang dengan baik.
Program family coach ini menjadi contoh praktik baik yang dapat diadopsi dan diadaptasi oleh Indonesia. Dengan pendekatan yang proaktif dan berbasis komunitas, program ini diharapkan dapat mencegah munculnya permasalahan keluarga yang lebih kompleks di kemudian hari.
Penandatanganan Kesepahaman
Indonesia dan Singapura akan menandatangani nota kesepahaman secara resmi untuk meresmikan kerja sama program-program pembangunan keluarga ini. Nota kesepahaman ini akan menjadi landasan hukum bagi pelaksanaan berbagai program yang telah disepakati. Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga di kawasan Asia.
Selain itu, kerja sama ini juga diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Singapura di bidang sosial. Dengan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, kedua negara dapat menciptakan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan dalam pembangunan keluarga. Hal ini sejalan dengan komitmen kedua negara untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Kerja sama ini menandai langkah penting dalam upaya bersama untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga di Indonesia dan Singapura. Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan kerja sama ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi kehidupan masyarakat di kedua negara.