Industri dan Ekspor Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kepri 5,14 Persen
Pertumbuhan ekonomi Kepri pada triwulan IV 2024 mencapai 5,14 persen (yoy), didorong oleh sektor industri, ekspor, dan perdagangan, serta kebijakan zona perdagangan bebas.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepulauan Riau (Kepri) melaporkan pertumbuhan ekonomi Kepri yang positif pada Triwulan IV 2024, mencapai 5,14 persen (year-on-year/yoy). Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh net ekspor dan kinerja sektor industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan. Kepala Perwakilan BI Kepri, Roni Widijarto P, menyampaikan hal ini dalam acara Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Kepri edisi Februari 2025 di Batam, Selasa, 22 April.
Angka pertumbuhan ini menunjukkan percepatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,01 persen (yoy), dan melampaui rata-rata pertumbuhan wilayah Sumatera sebesar 4,60 persen (yoy). Kepri bahkan termasuk tiga provinsi dengan pertumbuhan tertinggi di Sumatera, bersama Jambi (6,00 persen) dan Lampung (5,32 persen). Keberhasilan ini menunjukkan kontribusi signifikan sektor industri dan ekspor terhadap perekonomian daerah.
BI Kepri optimistis terhadap potensi ekonomi Kepri ke depan, terutama sektor industri yang tidak bergantung pada sumber daya alam (SDA), melainkan fokus pada pengolahan dan elektronik. Meskipun sektor industri tetap dominan, Roni Widijarto P juga menekankan pentingnya pengembangan sektor kreatif dan pariwisata untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Kebijakan Zona Perdagangan Bebas dan Investasi Asing
Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Kepri, Luki Zaiman Prawira, menjelaskan peran strategis kebijakan zona perdagangan bebas (Free Trade Zone/FTZ) dalam menarik investasi asing, termasuk dari Amerika Serikat. Insentif pajak impor nol persen di kawasan FTZ Kepri terbukti efektif, menghasilkan surplus ekspor ke Amerika Serikat lebih dari 4 juta dolar AS sepanjang tahun 2024.
Meskipun tantangan global seperti kebijakan tarif proteksionis dan kebijakan tarif dari Amerika Serikat tetap ada, Kepri tetap menjadi kawasan strategis dalam kerja sama ekonomi internasional. Keberhasilan ini menunjukkan daya tahan dan keunggulan ekonomi Kepri di tengah dinamika global.
Luki Zaiman Prawira juga menyoroti pengembangan sektor industri di Kepri, seperti Kawasan Industri Wiraradja, dan Proyek Strategis Nasional (PSN) lainnya. Proyek-proyek tersebut meliputi PSN PLTS Skala Besar, PSN Kawasan Industri Tanjungsauh, dan PSN Kawasan Industri Pulau Ladi, yang ditetapkan dalam Permenko Bidang Perekonomian Nomor 21 tahun 2022.
Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Peraturan tersebut juga menetapkan tiga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kepri, yaitu KEK Batam Aero Technic di Batam, KEK Nongsa di Batam, dan KEK Galang Batang di Bintan. Keberadaan KEK ini diharapkan dapat semakin memperkuat daya saing ekonomi Kepri dan menarik investasi lebih banyak lagi.
Dengan adanya kepercayaan untuk membangun PSN dan KEK, diharapkan pertumbuhan ekonomi Kepri dapat terus berlanjut dan menunjukkan kinerja yang semakin baik di masa mendatang. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Secara keseluruhan, kinerja ekonomi Kepri pada Triwulan IV 2024 menunjukkan tren positif yang didorong oleh sektor industri dan ekspor yang kuat. Kebijakan zona perdagangan bebas dan pengembangan kawasan industri serta KEK menjadi faktor kunci dalam keberhasilan ini. Ke depan, pengembangan sektor-sektor lain seperti pariwisata dan ekonomi kreatif diharapkan dapat semakin memperkuat perekonomian Kepri.