Inflasi Jatim Terendah di Pulau Jawa: Ekonomi Tetap Stabil di Tengah Tren Positif
Jawa Timur mencatatkan inflasi terendah di Pulau Jawa pada April 2025, di bawah rata-rata nasional, menunjukkan kinerja ekonomi yang stabil dan positif di berbagai sektor.
Jawa Timur berhasil mempertahankan stabilitas ekonominya pada April 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Jawa Timur sebesar 0,93 persen secara bulanan (month-to-month/m-to-m), angka terendah di Pulau Jawa dan lebih rendah dari inflasi nasional yang mencapai 1,17 persen. Keberhasilan ini diraih berkat kerja sama pemerintah, swasta, dan masyarakat, terutama dalam menjaga stabilitas harga komoditas pangan selama Ramadan dan Idul Fitri.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan apresiasi atas pencapaian ini. "Alhamdulillah, inflasi kita tetap terjaga selama momentum Idul Fitri kemarin. Ini adalah hasil kerja keras dan sinergi semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat," ujarnya di Surabaya, Senin. Khofifah menekankan pentingnya sinergi dalam menjaga stabilitas ekonomi Jawa Timur.
Pencapaian ini menunjukkan keberhasilan strategi pengendalian inflasi yang diterapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Meskipun beberapa komoditas seperti tarif listrik (setelah berakhirnya program diskon), emas perhiasan, angkutan udara, bawang merah, dan kelapa turut menyumbang inflasi, dampaknya berhasil diminimalisir oleh penurunan harga komoditas lain.
Inflasi Terkendali, Didukung Penurunan Harga Komoditas Pangan
Beberapa komoditas pangan berhasil menekan laju inflasi di Jawa Timur. Cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, dan cabai merah menjadi penopang utama dalam menjaga stabilitas harga. Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah berupaya meningkatkan produksi dan distribusi bahan pokok serta melakukan pengawasan harga secara ketat, terutama selama periode Lebaran. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat.
Meskipun inflasi berhasil ditekan, peningkatan harga pada beberapa komoditas tetap terjadi. Tarif listrik, misalnya, mengalami kenaikan setelah berakhirnya program diskon pemerintah. Kenaikan harga ini berkontribusi sebesar 0,99 persen terhadap inflasi Jawa Timur. Namun, dampaknya berhasil diimbangi oleh penurunan harga komoditas lainnya.
Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, Jawa Timur menunjukkan kinerja yang jauh lebih baik. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat inflasi tertinggi sebesar 1,67 persen, diikuti DKI Jakarta (1,44 persen), Jawa Tengah (1,38 persen), Banten (1,29 persen), dan Jawa Barat (1,01 persen). Ini menunjukkan keunggulan Jawa Timur dalam strategi pengendalian inflasi.
Kinerja Positif di Sektor Ekspor dan Pariwisata
Selain inflasi yang terkendali, Jawa Timur juga menunjukkan kinerja positif di sektor ekspor dan pariwisata. Pada Maret 2025, nilai ekspor Jawa Timur mencapai Rp6.134,9 miliar, menjadikan provinsi ini sebagai provinsi dengan nilai ekspor tertinggi kedua secara nasional. Nilai ekspor ini naik 0,10 persen dibandingkan Februari 2025, sementara nilai impor juga naik sebesar 3,28 persen.
Di sektor pariwisata, Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tertinggi di Pulau Jawa pada periode Januari-Maret 2025, dengan total kunjungan mencapai 56.971. Tren positif ini menunjukkan daya tarik Jawa Timur sebagai destinasi wisata yang semakin diminati.
Kenaikan nilai ekspor dan jumlah kunjungan wisman menunjukkan potensi ekonomi Jawa Timur yang terus berkembang. Hal ini memperkuat posisi Jawa Timur sebagai provinsi dengan ekonomi yang stabil dan dinamis.
Kinerja positif di berbagai sektor ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan sinergi dan kolaborasi dalam mewujudkan Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara. Gubernur Khofifah berharap prestasi ini dapat menjadi semangat bersama untuk terus membangun Jawa Timur yang lebih jaya.
Secara keseluruhan, capaian Jawa Timur dalam pengendalian inflasi dan kinerja positif di sektor ekspor dan pariwisata menunjukkan ketahanan ekonomi provinsi ini. Hal ini menjadi bukti keberhasilan strategi pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.