Jalan Hauling Gumas Ditarget Rampung Akhir 2025, Dorong Perekonomian Kalteng
DPRD Kalteng mendorong percepatan pembangunan jalan alternatif hauling di Gunung Mas dan Kapuas, ditargetkan selesai akhir 2025 untuk mendukung perekonomian daerah dan mengurangi kerusakan jalan umum.
Pembangunan jalan alternatif hauling sepanjang 147 kilometer di Kabupaten Gunung Mas (Gumas) dan Kapuas, Kalimantan Tengah, terus dikebut. Ketua Komisi IV DPRD Kalteng, Lohing Simon, meminta proyek yang telah mencapai 70 persen ini rampung pada akhir 2025. Jalan tersebut dimulai dari simpang Sungai Hanyo (kilometer 14) dan menuju Desa Batengkon, Kabupaten Kapuas. Proyek ini merupakan inisiatif Dinas Perhubungan dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalteng, yang telah berjalan selama kurang lebih tiga tahun.
Percepatan pembangunan jalan alternatif ini sangat penting. Gubernur Kalimantan Tengah, Agustiar Sabran, sebelumnya menjanjikan penyelesaian proyek ini pada akhir 2025. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada dukungan dan kebijakan pemerintah daerah, terutama dalam hal penganggaran. Hal ini untuk memastikan proses pembangunan berjalan optimal dan tepat waktu.
Pembangunan jalan alternatif ini juga menjadi solusi atas penutupan jalur umum yang selama ini digunakan untuk angkutan barang berat, seperti batu bara dan kayu, yang menyebabkan kerusakan signifikan. Langkah tegas Gubernur Kalteng sebelumnya, Sugianto Sabran, dalam menutup jalur umum tersebut, dirasa perlu diimbangi dengan solusi alternatif agar tidak mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat dan pengusaha angkutan.
Solusi Alternatif dan Potensi Pendapatan Daerah
Jalan alternatif hauling ini diharapkan menjadi solusi atas permasalahan overloading (ODOL) yang selama ini meresahkan masyarakat. Selain itu, pembangunan jalan ini juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Lohing Simon mengungkapkan kemungkinan penerapan sistem berbayar bagi pengguna jalan yang mengambil sumber daya alam. Sistem ini akan dikelola oleh perusahaan daerah dan pihak ketiga, dan akan diatur melalui peraturan daerah atau peraturan gubernur.
Namun, ia menegaskan bahwa masyarakat setempat tidak akan dikenakan biaya. Penerapan sistem berbayar ini hanya ditujukan bagi perusahaan yang mengambil sumber daya alam di wilayah tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pendapatan daerah tanpa membebani masyarakat sekitar.
Dengan adanya jalan alternatif ini, diharapkan arus barang dan transportasi di wilayah tersebut akan menjadi lebih lancar. Hal ini akan berdampak positif pada perekonomian daerah, khususnya di Kabupaten Gunung Mas dan Kapuas. Proyek ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi kerusakan jalan umum akibat angkutan barang berat.
Dampak Positif Bagi Perekonomian Daerah
Pembangunan jalan alternatif hauling ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian di Kalimantan Tengah. Jalan yang lebih baik akan memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan efisiensi transportasi barang, khususnya bagi sektor pertambangan dan perkebunan. Hal ini akan berdampak pada peningkatan produksi dan distribusi barang, serta membuka peluang investasi baru di daerah tersebut.
Selain itu, dengan adanya jalan alternatif ini, diharapkan dapat mengurangi biaya transportasi dan meningkatkan daya saing produk lokal. Hal ini akan berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat sekitar, khususnya yang bergantung pada sektor ekonomi terkait. Dengan demikian, pembangunan jalan alternatif ini bukan hanya sekadar infrastruktur, tetapi juga investasi jangka panjang untuk kemajuan ekonomi Kalimantan Tengah.
Proyek ini juga menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menyelesaikan permasalahan infrastruktur dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan dukungan dan kebijakan yang tepat, diharapkan jalan alternatif hauling ini dapat selesai tepat waktu dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Kalimantan Tengah.
Secara keseluruhan, pembangunan jalan alternatif hauling ini merupakan langkah strategis untuk mengatasi permasalahan angkutan barang berat dan meningkatkan perekonomian daerah. Dengan target penyelesaian pada akhir 2025, diharapkan proyek ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Kalimantan Tengah.