Jayawijaya Tetapkan Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor
Banjir dan longsor menerjang Jayawijaya, Papua Pegunungan, menyebabkan ribuan kepala keluarga terdampak dan pemerintah setempat menetapkan status tanggap darurat.
Banjir dan tanah longsor melanda Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, mengakibatkan pemerintah setempat menetapkan status tanggap darurat bencana. Bencana ini terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari, mengakibatkan banjir di 24 distrik. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengonfirmasi hal ini dan memberikan rincian mengenai dampak bencana serta upaya penanggulangannya.
Berdasarkan laporan yang diterima BNPB, banjir telah melanda Jayawijaya sejak Jumat, 25 April 2025, dan hingga saat ini masih menggenangi sejumlah wilayah dengan ketinggian air bervariasi antara 20 hingga 50 sentimeter. Status tanggap darurat bencana ini ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Jayawijaya Nomor: 100.3.3.2/300.2.1/606/2025, berlaku mulai 25 April hingga 8 Mei 2025. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menangani bencana ini.
Dampak bencana ini sangat signifikan. Sebanyak 2.994 kepala keluarga terdampak, dengan 44 kepala keluarga mengungsi ke Kantor Distrik Wesaput. Meskipun sebagian besar warga bertahan di rumah masing-masing, ancaman bahaya tetap ada dan membutuhkan penanganan segera. Wilayah yang terdampak cukup luas, meliputi Distrik Wamena, Asotipo, Asolokobal, Wouma, Hubikiak, Hubikosi, Mutsafak, Muliama, Asologaima, Silokarnodoga, Piramid, Bolakme, Yalengga, dan Wesaput.
Dampak Bencana dan Upaya Penanganan
Banjir di Jayawijaya tidak hanya merendam permukiman warga, tetapi juga menyebabkan kerusakan pada sektor rumah tangga dan perkebunan. Satu gedung Sekolah Dasar Inpres Ampotfaga juga dilaporkan mengalami kerusakan akibat bencana ini. "Proses pendataan korban dan kerugian materiil ini masih berlangsung," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari. BNPB dan BPBD Kabupaten Jayawijaya pun bergerak cepat dalam upaya penanganan darurat.
Sebagai bentuk respon cepat terhadap bencana ini, BNPB dan BPBD Kabupaten Jayawijaya telah menyalurkan bantuan. Bantuan tersebut antara lain berupa 200 matras, 200 selimut, 100 set hygiene kit, jaket dewasa dan anak, pakaian, perlengkapan dapur umum, dua unit genset, 200 pasang sepatu boot, 200 jas hujan, 50 velbed, dan 200 paket sembako. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban para korban dan membantu mereka memenuhi kebutuhan dasar.
Meskipun bantuan telah disalurkan, upaya pendataan korban dan kerugian materiil masih terus dilakukan. Proses ini penting untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan memenuhi kebutuhan seluruh korban yang terdampak. Kerja sama antara BNPB, BPBD Kabupaten Jayawijaya, dan pihak-pihak terkait lainnya sangat krusial dalam memastikan penanganan bencana ini berjalan efektif dan efisien.
Selain bantuan logistik, penting juga untuk melakukan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Hal ini termasuk memperbaiki infrastruktur yang rusak dan membantu warga membangun kembali kehidupan mereka. Pemulihan pascabencana membutuhkan waktu dan kerja keras dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Peningkatan sistem peringatan dini, infrastruktur yang tahan bencana, dan edukasi kepada masyarakat tentang mitigasi bencana sangat diperlukan untuk mengurangi risiko kerugian jiwa dan harta benda di masa mendatang. Semoga upaya penanganan bencana di Jayawijaya berjalan lancar dan para korban dapat segera pulih.