Jazilul Fawaid Resmi Pimpin IKAPTIQ, Dorong Peningkatan Pendidikan Doktor di Indonesia
Jazilul Fawaid dilantik sebagai Ketua Umum IKAPTIQ periode 2025-2028 dan fokus pada peningkatan pendidikan magister dan doktoral, serta mendorong peningkatan jumlah guru besar di PTKIS.
Jakarta, 4 Mei 2024 - Menteri Agama (Menag) sekaligus Rektor Universitas Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran (PTIQ) Jakarta, Nasaruddin Umar, melantik Jazilul Fawaid sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni PTIQ Jakarta (IKAPTIQ) periode 2025-2028. Pelantikan ini digelar di Jakarta dan menandai dimulainya kepemimpinan baru dalam organisasi alumni PTIQ.
Pelantikan tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Jazilul Fawaid sendiri yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI. Dalam sambutannya, Jazilul menyoroti permasalahan rendahnya rasio penduduk Indonesia yang memiliki gelar doktor, yang berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hanya mencapai 0,05 persen. Ia menekankan perlunya upaya serius untuk meningkatkan angka tersebut.
Jazilul mengungkapkan bahwa kendala utama dalam meningkatkan jumlah doktor di Indonesia adalah biaya pendidikan yang tinggi. Meskipun anggaran pendidikan telah dialokasikan sebesar 20 persen, fokusnya masih tertuju pada pendidikan dasar hingga menengah (12 tahun). Oleh karena itu, IKAPTIQ di bawah kepemimpinannya akan fokus pada pendampingan pendidikan pascasarjana, khususnya program magister (S2) dan doktoral (S3), terutama bagi alumni S1 PTIQ.
Mendorong Peningkatan Guru Besar di PTKIS
Dalam sambutannya, Jazilul juga mendorong Kementerian Agama untuk meningkatkan jumlah guru besar di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS). Ia menyatakan, "Kita jangan pelit melahirkan guru besar, tentu dengan prosedur yang benar." Pernyataan ini mencerminkan komitmennya untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Menag Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa Universitas PTIQ telah berhasil melahirkan dua guru besar dan sedang mempersiapkan calon-calon guru besar lainnya. Ia juga menjelaskan perubahan proses pengangkatan guru besar, yang sebelumnya melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), kini dapat dinilai langsung oleh Kemenag. "Dulu prosesnya melalui pendidikan tinggi (Dikti), hanya 2-3 profesor per tahun. Sekarang Kemenag bisa menilai sendiri. Baru-baru ini, saya menandatangani 32 guru besar sekaligus," kata Nasaruddin Umar.
Nasaruddin Umar juga menyinggung tantangan perguruan tinggi di era digital, salah satunya adalah menurunnya minat masyarakat terhadap pendidikan tinggi formal. Banyak yang memilih pendidikan vokasi atau keterampilan karena perusahaan lebih memprioritaskan skill dibandingkan gelar akademik. Perkembangan teknologi juga berdampak pada meningkatnya minat masyarakat terhadap pendidikan jarak jauh, seperti yang ditawarkan oleh Universitas Terbuka (UT).
Strategi Perguruan Tinggi di Era Digital
Menyikapi hal tersebut, Nasaruddin Umar menekankan pentingnya strategi bagi perguruan tinggi agar tetap relevan dan mampu bersaing. Ia menyatakan, "Ijazah UT, UI, UGM, ITB, dan PTIQ kini diakui setara. Perguruan Tinggi (PT) harus punya strategi agar tidak gulung tikar." Pernyataan ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya adaptasi dan inovasi di dunia pendidikan tinggi.
Berikut susunan pengurus IKAPTIQ periode 2025-2028:
- Dewan Pembina:
- Ketua: Prof. Dede Rosyada, MA.
- Wakil Ketua: Prof. Dr. Mastkuri Abdillah, MA.
- Sekretaris: Dr. Farizal Marlius, MM.
- Ketua: KH. Saifullah Ma'shum, M.Si.
- Wakil Ketua: Dr. KH. Mujib Rohmat, MH.
- Sekretaris: KH. Cholisuddin Yusa', SQ.
- Ketua Umum: Dr. KH. Jazilul Fawaid, SQ, MA.
- Wakil Ketua Umum: Dr. KH. Mujib Qulyubi, MH.
- Sekretaris Umum: Sahlul Fuad, SQ, M.Si.
- Bendahara Umum: H. M. Ainul Yakin Simatupang, SQ, M.IP.
Pelantikan Jazilul Fawaid sebagai Ketua Umum IKAPTIQ diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi organisasi dan berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di bidang keagamaan.