Jenazah Kolonel Antonius Hermawan, Korban Ledakan Garut, Disemayamkan di Bekasi
Jenazah Kolonel Antonius Hermawan, korban ledakan amunisi di Garut, disemayamkan di Bekasi sebelum dimakamkan di Yogyakarta, sementara jenazah tiga prajurit TNI lainnya juga disemayamkan di tempat berbeda.
Ledakan dahsyat yang terjadi pada saat pemusnahan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada pukul 09.30 WIB, Selasa (13/5), telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, termasuk Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Kepala Gudang Amunisi. Peristiwa ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga dan seluruh pihak terkait. Proses evakuasi dan identifikasi korban pun segera dilakukan oleh tim gabungan TNI AD dan pihak berwenang.
Jenazah Kolonel Antonius Hermawan, yang merupakan salah satu korban tewas dalam peristiwa tersebut, disemayamkan di rumah duka di Perumahan Seruni Hills, Bekasi, sebelum akhirnya dimakamkan di kampung halamannya di Desa Kaliwungu, Yogyakarta. Proses pemulangan jenazah dilakukan melalui jalur udara, menggunakan pesawat dari Bandara Halim Perdana Kusuma. Kejadian ini menyisakan pertanyaan besar mengenai penyebab pasti ledakan dan prosedur keamanan yang diterapkan selama proses pemusnahan amunisi.
Selain Kolonel Antonius Hermawan, ledakan tersebut juga menewaskan tiga personel TNI lainnya dan sembilan warga sipil. TNI AD telah mengkonfirmasi bahwa proses pemulangan jenazah para korban tengah dilakukan. Tiga prajurit TNI lainnya yang menjadi korban, yaitu Mayor Cpl Anda Rohanda, Pratu Aprio Setiawan, dan Kopda Eri Dwi Priambodo, juga akan dimakamkan di kampung halaman masing-masing, dengan menggunakan jalur udara maupun darat.
Jenazah Korban Ledakan Garut Dipulangkan ke Kampung Halaman
Proses pemulangan jenazah para korban ledakan di Garut dilakukan dengan berbagai metode, disesuaikan dengan lokasi asal para korban. Jenazah Mayor Cpl Anda Rohanda akan dibawa ke Desa Cinunuk, Kabupaten Bandung. Sementara itu, jenazah Kopda Eri Dwi Priambodo akan diantar ke Desa Banjarsari, Kebumen, Temanggung, Jawa Tengah, melalui jalur darat. Sedangkan jenazah Pratu Aprio Setiawan akan dipulangkan ke Desa Mopuya Utara Satu, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, melalui jalur udara dari Bandara Soekarno-Hatta.
Kadispenad, Brigadir Jenderal TNI Wahyu Yudhayana, menjelaskan bahwa sebelum kejadian, telah dilakukan pengecekan prosedur keamanan dan dinyatakan aman. Proses pemusnahan amunisi diawali dengan pembuatan dua lubang sumur, yang kemudian diisi dengan amunisi dan diledakkan menggunakan detonator. Proses ini berjalan lancar. Namun, saat proses pemusnahan detonator yang telah digunakan, terjadi ledakan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
TNI AD telah membentuk tim investigasi untuk mengungkap penyebab pasti ledakan. Investigasi akan dilakukan secara maksimal untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali dan untuk memastikan keamanan prosedur pemusnahan amunisi di masa mendatang. Proses investigasi ini akan melibatkan berbagai ahli dan pihak terkait untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas.
Kronologi dan Daftar Korban Ledakan Amunisi Garut
Kronologi kejadian bermula dari proses pemusnahan amunisi rutin yang dilakukan oleh Jajaran Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD. Setelah dua lubang sumur berhasil diledakkan dengan aman, terjadi ledakan saat proses pemusnahan detonator. Ledakan tersebut mengakibatkan 13 orang meninggal dunia, terdiri dari empat anggota TNI dan sembilan warga sipil.
Berikut daftar nama korban yang telah diidentifikasi: 1. Kolonel Cpl Antonius Hermawan; 2. Mayor Cpl Anda Rohanda; 3. Agus bin Kasmin; 4. Ipan bin Obur; 5. Iyus Ibing bin Inon; 6. Anwar bin Inon; 7. Iyus Rizal bin Saepuloh; 8. Toto; 9. Dadang; 10. Rustiawan; 11. Endang; 12. Kopda Eri Dwi Priambodo; 13. Pratu Aprio Setiawan.
Proses identifikasi dan evakuasi korban telah dilakukan dengan cepat dan efisien oleh tim gabungan. Pihak berwenang juga telah memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban yang sedang berduka. Semoga investigasi yang dilakukan dapat mengungkap penyebab pasti ledakan dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya selalu mengutamakan keselamatan dan keamanan dalam setiap proses pemusnahan amunisi. Prosedur keamanan yang ketat dan pelatihan yang memadai bagi personel yang terlibat sangatlah krusial untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa. Semoga keluarga korban diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi duka ini.