KAI Kembangkan Sudirman Jadi Pusat Integrasi Transportasi Publik
PT Kereta Api Indonesia (KAI) berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menjadikan kawasan Sudirman sebagai pusat integrasi transportasi publik yang efisien dan bernilai ekonomi tinggi.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menginisiasi pengembangan kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, menjadi pusat integrasi transportasi publik. Proyek ambisius ini bertujuan menciptakan sistem transportasi yang aman, efisien, bernilai tambah ekonomi, dan mendukung mobilitas masyarakat perkotaan secara berkelanjutan serta inklusif. Inisiatif ini diresmikan melalui "Kick Off Meeting Sudirman Gateway" pada 14 Mei 2024, menandai langkah awal kajian pengembangan kawasan strategis tersebut.
Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo, menjelaskan bahwa "Kick Off Meeting Sudirman Gateway: Transit Oriented Development (TOD) Project Preparation for Viable Private Investment" merupakan langkah penting dalam penyusunan kajian. Beliau menekankan pentingnya kawasan Sudirman sebagai pusat integrasi transportasi yang aman, efisien, dan memberikan nilai tambah ekonomi. Kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) dan Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT), akan mendukung penyusunan studi kelayakan dan strategi investasi.
Kawasan Sudirman dipilih karena perannya yang krusial dalam jaringan transportasi publik Jakarta. Data menunjukkan tingginya volume penumpang di Stasiun Sudirman dan Stasiun Karet untuk Commuter Line, serta Stasiun Dukuh Atas BNI untuk LRT Jabodebek. Integrasi moda transportasi di kawasan ini, meliputi Commuter Line, MRT, LRT Jabodebek, dan KA Bandara, menjadi kunci keberhasilan proyek ini. KAI berkomitmen untuk menjadikan kawasan Sudirman sebagai pusat transit yang modern dan terintegrasi.
Sudirman Gateway: Integrasi Moda Transportasi dan Pengembangan Ekonomi
Proyek Sudirman Gateway merupakan inisiatif kolaboratif yang menjawab kebutuhan mobilitas perkotaan modern. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat integrasi layanan transportasi, memaksimalkan pemanfaatan ruang, dan menciptakan simpul transit yang relevan bagi masyarakat. Didiek Hartantyo menegaskan bahwa kawasan transit bukan hanya sekadar titik singgah, melainkan penggerak perubahan dalam tata kelola perkotaan. Konsep ini akan memperkaya tata kelola kawasan kota, selama dikerjakan secara selaras dengan inisiatif dan kebijakan yang sudah ada, serta bersinergi dengan regulator dan pemangku kepentingan lainnya.
Sebagai langkah nyata, MITJ dan KIAT menandatangani kerja sama untuk memperbarui studi kelayakan yang telah ada. Pembaruan ini bertujuan agar studi kelayakan lebih selaras dengan dinamika dan potensi kawasan yang terus berkembang. KAI berencana untuk menata ulang peran Stasiun Karet dan mengoptimalkan Stasiun Sudirman serta BNI City sebagai hub utama layanan KAI Commuter.
Kajian yang dilakukan akan mencakup berbagai aspek strategis, termasuk optimalisasi integrasi antarmoda transportasi seperti Commuter Line, MRT, LRT, dan KA Bandara. Selain itu, kajian ini juga akan memperhatikan peningkatan kenyamanan pengguna transportasi publik di kawasan tersebut. KAI berkomitmen untuk menciptakan pengalaman perjalanan yang lebih baik bagi masyarakat.
Pengembangan Potensi Pendapatan Non-Tiket
Studi kelayakan juga akan mengeksplorasi potensi pendapatan non-tiket melalui pengembangan ruang komersial, area co-working space, dan fasilitas publik lain yang bernilai ekonomi di sekitar kawasan Sudirman. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan nilai tambah kawasan tersebut. Pengembangan ini akan dilakukan secara terintegrasi dengan sistem transportasi yang ada.
Proyek Sudirman Gateway dirancang untuk menciptakan mobilitas yang efisien, menyediakan ruang usaha bagi pelaku usaha lokal, dan meningkatkan nilai tambah kawasan secara keseluruhan. Proyek ini akan dijalankan secara bertahap sepanjang tahun 2025 dengan prinsip transparansi, kolaborasi, dan keberlanjutan. KAI berharap proyek ini dapat menjadi contoh pengembangan kawasan terintegrasi yang sukses di Indonesia.
Dengan pengembangan ini, diharapkan kawasan Sudirman tidak hanya menjadi pusat transportasi yang efisien, tetapi juga pusat kegiatan ekonomi yang dinamis dan bermanfaat bagi masyarakat luas. KAI berkomitmen untuk terus berinovasi dan berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas layanan transportasi publik di Indonesia.
Proyek ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi pengembangan kawasan terintegrasi di kota-kota lain di Indonesia, meningkatkan kualitas mobilitas perkotaan, dan menunjang pertumbuhan ekonomi.