Kalsel Minta BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca Cegah Banjir Saat HPN 2025
Gubernur Kalimantan Selatan meminta BNPB melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mencegah banjir saat Hari Pers Nasional (HPN) 2025 di Kalsel, mengingat Presiden dan pejabat negara dijadwalkan hadir.
Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Muhidin, mengirimkan surat resmi kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) guna meminta pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah Kalimantan Selatan. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko banjir akibat tingginya curah hujan yang diperkirakan terjadi bertepatan dengan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025.
Langkah ini diambil mengingat Kalsel menjadi tuan rumah penyelenggaraan HPN 2025, sebuah event nasional berskala besar. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Bambang Dedy Mulyadi, menjelaskan bahwa surat tersebut berharap OMC dilaksanakan pada 8-9 Februari 2025. Pertimbangan utama adalah kehadiran Presiden Prabowo Subianto dan pejabat negara lainnya yang dijadwalkan hadir dalam acara tersebut.
Informasi mengenai kedatangan Presiden dan pejabat tinggi negara ini diperoleh dari PWI Pusat dan panitia penyelenggara HPN 2025. Keamanan dan kelancaran acara menjadi prioritas utama, sehingga pencegahan banjir merupakan langkah penting yang perlu diambil.
Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB RI, Agus Riyanto, memberikan klarifikasi terkait OMC. Ia menekankan bahwa operasi ini bukan bertujuan untuk menghilangkan hujan sepenuhnya, melainkan untuk mengendalikan intensitas hujan agar tidak terlalu tinggi dan menimbulkan bencana banjir. Strategi yang diterapkan adalah redistribusi curah hujan.
Metode yang digunakan dalam OMC ini melibatkan penebaran garam dan kapur tohor di awan. Sekitar satu ton bahan tersebut akan disebar di area perairan, khususnya laut. Tujuannya adalah untuk mengarahkan hujan agar turun di laut, sehingga mengurangi curah hujan di daratan.
Agus Riyanto menjelaskan lebih lanjut mengenai teknis modifikasi cuaca. Garam berfungsi mempercepat proses turunnya hujan sebelum awan mencapai daratan. Sementara itu, kapur tohor berperan dalam membuyarkan awan sehingga potensi hujan dapat dikurangi. Teknologi ini, menurutnya, memiliki tingkat efektivitas mencapai 70 persen.
BMKG pun turut mendukung teknologi modifikasi cuaca ini dengan membentuk unit khusus. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi OMC masih relevan dan efektif digunakan sebagai upaya mitigasi bencana banjir, terutama di wilayah yang rawan terhadap cuaca ekstrem. Dengan demikian, upaya pencegahan banjir saat HPN 2025 di Kalsel diharapkan dapat berjalan lancar.